Tampilkan postingan dengan label review buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review buku. Tampilkan semua postingan

Review Buku Merindu Baginda Nabi - Habiburrahman El-Shirazy

Judul : Merindu Baginda Nabi 
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : April 2018
Jumlah Halaman : 188 hlm.
ISBN : 9786025734199


BLURB (GOODREADS)

Awan putih yang bergerombol itu seumpama kumpulan jutaan malaikat yang sedang berzikir dalam diam. Gadis berjilbab merah marun itu menyeka air matanya sambil memandang ke luar jendela pesawat yang dinaikinya. Ada kerinduan yang menggelegak dan membara dalam dadanya. Kerinduan kepada Baginda Nabi, menyatu dengan kerinduan kepada abah dan umminya, serta teman-temannya, anak-anak yatim di Darus Sakinah sana.

Diam-diam ia merasa iri dengan abahnya. Bagaimana abahnya bisa memiliki rasa rindu sedemikian dalam kepada Baginda Nabi Saw.. Ia berharap suatu saat juga memiliki rasa rindu seperti itu. Rasa rindu nan dahsyat yang hanya dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-hamba terpilih. 

***

“Hidup ini untuk berjuang. Berjuang supaya dekat dengan Allah. Jalan dekat dengan Allah itu bermacam-macam. Yang bermacam-macam itu muaranya akan satu, yaitu ridha Allah, selama ikut caranya Kanjeng Nabi. Semua cara yang tidak ikut caranya Kanjeng Nabi, tidak akan sampai kepada ridha Allah.” 
 
Aku memutuskan untuk membaca buku ini ketika sedang berlangganan paket full premium dari Gramedia Digital dan qadarullah buku ini termasuk buku premium yang bisa dibaca meski bukan terbitan dari Gramedia Group. Jadi, berkisah tentang apa buku Merindu Baginda Nabi karangan Habiburrahman El-Shirazy ini?

***

Buku ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Dipah dengan berbagai ujian yang ia temui dalam kehidupannya. Dipah adalah seorang anak buangan yang awalnya ditemukan oleh seorang nenek tua bernama Embah Tentrem di tempat pembuangan sampah. Embah Tentrem tidak lama mengasuh Dipa. Setelah beliau meninggal dunia, Dipah akhirnya diasuh oleh Pak Nur dan Ibu Salamah yang selanjutnya ia panggil dengan sebutan Abi dan Ummi. Dipah diganti namanya menjadi Syarifatul Bariyyah yang selanjutnya dipanggil dengan nama Rifa. Sampai Rifa dewasa, ia tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Meski begitu, Rifa menjalani kehidupannya dengan bahagia bersama Abi dan Ummi angkatnya. 

Sebelum meninggal, Mbah Tentrem sempat menitipkan rumahnya untuk diwakafkan kepada Pak Nur supaya bisa dikelola dengan tujuan merawat anak-anak terlantar lainnya seperti yang dialami oleh Rifa. Di bawah asuhan Pak Nur dan bu Salamah, rumah tersebut diberi nama Panti Asuhan Darus Sakinah dengan daya tampung lebih dari 100 anak.

Rifa termasuk siswi yang berprestasi di sekolahnya. Berkat kecerdasannya itu, Rifa berhasil mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar ke Amerika dan tinggal di rumah keluarga Bill yang terletak di kawasan San Jose. Keluarga Bill punya anak bernama Fiona. Bersama keluarga Bill, Rifa banyak belajar tentang kehidupan di Amerika. Rifa diajak keliling Eropa selama 2 bulan dan Keluarga Bill bermaksud ingin membiayakan Rifa kuliah di Amerika. Namun, karena kecintaan dan kerinduannya kepada keluarganya di Indonesia, akhirnya Rifa memilih pulang dan menyelesaikan sekolah tahun terakhirnya disana.


"Tanpa dimulai dengan bismillah segala amal baik jadi sia-sia. Abah dan ummi saya mengajari itu sejak kecil. Ini doa paling mudah dan paling ampuh yg bisa kita amalkan untuk semua aktivitas positif..." 

 

Sepulangnya Rifa dari Amerika, Rifa mendapat sambutan hangat dari teman-teman dan guru-gurunya di sekolah. Namun, ada satu teman Rifa bernama Arum yang ternyata iri melihat prestasi yang Rifa dapatkan. Arum selalu mencari cara agar Rifa dapat celaka. Dibantu dengan teman Arum bernama Tiwi yang ternyata suka berghibah, mereka mulai menyebarkan cerita hoax mengenai Rifa. Nah, disinilah salah satu letak pembelajaran novel ini. Sikap sabar yang dilakukan Rifa ketika menghadapi kelakuan Arum pun berbuah manis. Sedangkan Arum dan Tiwi? Mereka harus siap menerima konsekuensi dari perbuatan yang telah mereka lakukan.

Ada salah satu scene dalam buku ini yang menjelaskan tentang bertamu dan makanan. Kamu pernah gak waktu main ke rumah teman atau keluarga, lalu disuguhkan hidangan tapi gak kamu ambil lantaran malu? Nah, Kang Abik dalam buku ini mencoba memberi tahu bahwa hidangan yang ditawarkan kepada kita ketika bertamu, sebaiknya ya dimakan saja. Apalagi kalau makanan tersebut disajikan oleh orang-orang shaleh dan dari rezeki yang halal, bisa jadi tuh hidangan bakal jadi obat untuk tubuh kita. :)

Scene lain dalam buku ini yang aku suka adalah ketika Fiona, teman Rifa dari Amerika, memutuskan untuk masuk islam atau dengan kata lain menjadi muallaf setelah mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran. Aku membayangkan saat itu jika aku menjadi Rifa, melihat Fiona pertama kalinya mengucapkan syahadat, pasti rasanya bahagia tak terkira :")

Sebenarnya, isi novel ini tidak sama dengan apa yang aku perkirakan. Jauh dari ekspetasi. Aku kira bukunya tentang kerinduan seorang tokoh terhadap Nabi Muhammad SAW. Namun setelah aku baca, bukunya lebih mengisahkan tentang remaja perempuan dan kehidupannya sebagai anak yang berprestasi di sekolah bersama teman-temannya, keluarga angkatnya, dan guru-gurunya. Tokoh utamanya, Rifa, pun dibuat seolah-olah perfect dengan sedikit sekali kekurangan (atau bahkan tidak ada sama sekali). Tapi hal tersebut tidak mengurangi esensi dari buku ini, kok. Justru, banyak value yang bisa diambil ketika kita membaca buku ini.

Sesuai dengan kategori novelnya sebagai pembangun jiwa, Novel Merindu Baginda Nabi benar-benar mampu membangun jiwa melalui cerita tokohnya dan dialog yang ada di dalamnya. Membaca buku ini membuat aku jadi kepikiran, "Sudah sejauh apa aku membuktikan rasa cintaku pada Yang Kuasa dan Kekasih-Nya? Sudahkah aku meneladani akhlakul karimah dari Kekasih-Nya dalam kehidupanku sehari-hari?" Novel ini membuatku banyak bermuhasabah diri, pastinya :)  



Share:

REVIEW NOVEL SELAMAT TINGGAL - TERE LIYE [NOVEL TENTANG BUKU BAJAKAN]

Judul : Selamat Tinggal 

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : November 2020

Jumlah Halaman : 360 hlm.

ISBN : 9786020647821

Score : 4/5




BLURB (GOODREADS)

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas. 

***

"Ayo mari kita memperbaiki. Kita mulai dari diri kita sendiri, dari keluarga sendiri, esok lusa kita akan menyaksikan perubahan telah datang. Saat itu tiba, suara-suara kita akan membahana terdengar. Kepal tinju kita akan menggetarkan gunung-gunung. Percayalah." 


Sebagai fans garis keras dari pembaca Tere Liye, aku langsung memutuskan untuk membaca buku ini ketika masih awal-awal diterbitkan. Novel ini ternyata membawa tema khusus mengenai peredaran buku ilegal/bajakan. Nah, bagaimana kisah dari buku ini?

Selamat Tinggal berkisah tentang kisah hidup seorang penjaga toko buku bajakan bernama Sintong Tinggal. Sintong merupakan mahasiswa yang sudah 7 (tujuh) tahun mendekam di kampus akibat belum menyelesaikan tugas skripsinya. Sintong merupakan anak dari keluarga yang miskin. Oleh karena itulah, Sintong harus rela bekerja membantu pakleknya menjaga toko buku bajakan agar Sintong terus dapat melanjutkan pendidikan kuliahnya. Sintong akhirnya tak hanya dikenal sebagai mahasiswa abadi, tetapi juga sebagai penjual buku bajakan.


"Di toko yang dia jaga ini memang banyak logika yang tidak berlaku. Lihat saja, nama tokohnya Berkah, entah kesambet setan mana dulu pemiliknya punya ide nama tersebut. Di mana coba berkahnya ilmu yang diperoleh dari buku bajakan?" 

 

Buku ini memiliki tiga tokoh utama yakni Sintong Tinggal, mahasiswa abadi sekaligus perantau yang menjadi penjaga toko buku bajakan milik Pakleknya. Mawar Terang Bintang, gadis pujaan Sintong yang merupakan mahasiswa keperawatan di salah satu kota di Sumatra. Dan Jess, mahasiswa semester awal yang jatuh hati pada Sintong.

“Fantastis sekali, mereka belajar tentang hukum dari buku-buku bajakan. Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? Sapunya kotor kok mau membersihkan lantai?”

Dulu, ketika masih masa-masa bersekolah, Sintong memiliki teman sekaligus gadis yang menjadi pujaan hatinya bernama Mawar Terang Bintang. Singkat cerita, sejak Mawar Terang Bintang menikah dengan lelaki lain asal Sumatra, Sintong patah hati dan menjadi kehilangan semangat untuk meneruskan hidupnya. Skripsinya pun terbengkalai. Sintong dapat diibaratkan seperti mayat hidup yang hanya menjaga toko bajakan milik Pakleknya. 

"Setiap kita berharap mendapatkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya. Karena di dunia ini, bahkan yang sudah jadi milik kita bisa hilang, apalagi yang belum."

Sampai suatu hari, ada seorang perempuan yang merupakan Mahasiswa Baru (MABA) bernama Jess datang berkunjung ke toko Sintong untuk membeli buku. Mereka terlibat dalam beberapa obrolan santai. Sintong pun mulai basa-basi menanyakan beberapa hal yang sebenarnya tidak penting. Dari sanalah mereka mulai dekat. Hadirnya Jess dalam hidup Sintong sangat membantunya untuk segera move on dari Mawar Terang Bintang.

Sintong Tinggal juga kembali bersemangat menyelesaikan skripsinya setelah menemukan sebuah buku karangan penulis besar yang telah dianggap hilang dalam sejarah literasi nasional bernama Sutan Pane. Buku itu ternyata belum diterbitkan dan merupakan versi pra-cetak. Buku itu diyakini sebagai salah satu dari lima karya misteri yang ditulis oleh Sutan Pane sebelum dianggap hilang pada peristiwa tahun 1965. Sintong akhirnya menjadikan Sultan Pane sebagai topik penelitiannya. Bermula dari pencarian jejak Sutan Pane, Sintong mendapatkan hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan olehnya. Pencarian itu bukan hanya sekadar untuk menyelesaikan skripsinya, melainkan ia juga banyak belajar dari tokoh Sutan Pane terutama tentang dunia kepenulisan. Sintong juga mulai aktif kembali mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai media dan ini turut membuat dekan serta para dosennya menjadi senang. Perlu diketahui bahwa ketika Sintong masih menjadi mahasiswa baru, Sintong sangat rajin membuat tulisan dan mengirimnya dan akhirnya dimuat di berbagai koran ternama. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa Sintong tidak mendapat status Drop Out (DO) dari kampusnya, itu dikarenakan Sintong pernah menjadi mahasiswa yang membanggakan pada masanya. 

"Aku juga sering kali takut menulis, Darman. Tapi aku lebih takut lagi jika tidak bersuara. Harus ada yang menyampaikan prinsip-prinsip kebaikan. Aku juga berkali-kali gemetar saat mengetikkan tulisan, gentar sekali. Tapi aku lebih takut jika keadilan itu tidak disampaikan. Maka biarlah aku mengetiknya, menyampaikan suara-suara yang diam." — Sutan Pane

Kisah pertemuan antara Sintong dan Jess ini juga yang nantinya akan mempertemukan mereka pada suatu simpul. Simpul itu yang menyadarkan mereka tentang bagaimana konsekuensi dan risiko dari peredaran produk-produk ilegal/palsu/bajakan. Pada akhirnya, Sintong harus segera mengambil keputusan yang tegas mengenai dirinya. Akankah Sintong akan tetap bertahan untuk terus menjaga toko buku bajakan dari pakleknya atau ia akan mundur dari pekerjaan tersebut? Langsung baca bukunya, yaa^^

"Kamu akan selalu punya jalan keluar. Tidak hari ini, besok lusa akan tampak. Tidak malam ini, tapi sepanjang kamu sungguh-sungguh, itu akan menjadi keniscayaan."

Share:

Review Buku Si Putih - Tere Liye (UNEDITED VERSION)

Judul : Si Putih (Unedited Version)

Penulis : Tere Liye

Baca Melalui : Google Play Books

Score: 4.5/5



BLURB

Kisah ini tentang seekor kucing.
Kalian tidak keliru membacanya.
Nun jauh di sana, di klan Polaris. Klan para pengendali hewan. Klan dengan teknologi tingkat tinggi. Terlahir hewan-hewan paling menakjubkan di dunia paralel.
Saat seekor kucing menemukan sahabat sekaligus Tuan terbaiknya. Dan mereka terpisahkan dalam sebuah kisah epik pengorbanan.
Kisah ini tentang seekor kucing. Yang bisa meremukkan satu gunung.

**buku spin off petualangan Raib, Seli dan Ali.

(sumber: Facebook Tere Liye)

***

AKHIRNYAA setelah menyaksikan kekalahan Lumpu di dalam Novel ''Lumpu'', sekarang kita lanjut ke buku selanjutnya yang berjudul SI PUTIH. Memang sih ini bukan bener-bener kelanjutan dari serialnya, melainkan hanya spin off yang menjelaskan siapa sebenarnya kucing putih milik Raib? Buku ini layak dan recommended untuk dibaca untuk kamu yang menyukai Bumi Series Tere Liye. Di buku Si Putih ini, kita akan kenalan dengan sejumlah karakter baru seperti No-U.Bagaimana kisah dari No-U dan apa hubungan No-U dengan SI Putih? 

ALUR CERITA

Petualangan kali ini terjadi di sebuah klan bernama Klan Polaris. Klan Polaris inilah asal-muasal si putih, kucing milik Raib yang ternyata adalah hewan kuno dari dunia paralel yang lahir di peradaban panjang Klan Polaris. Klan Polaris dikenal dengan klan yang memiliki kemampuan unik dimana penduduknya bisa berbicara serta memahami hewan. Sayangnya, kemampuan ini telah banyak dilupakan oleh penduduk Klan Polaris karena mereka (penduduk Klan Polaris) banyak yang terpesona dengan kilaunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). 

Saat itu, Klan Polaris tengah dihantam pandemi virus mematikan. Pihak pemerintahan setempat segera memerintahkan penduduk yang belum terinfeksi virus.untuk segera berpindah ke wilayah isolasi di bagian lain. Sayangnya, seorang anak yang memiliki nama No-U tidak bisa memasuki wilayah tersebut karena dia ternyata telah terinfeksi virus tepat sebelum memasuki gerbang wilayah tersebut. No-U terlempar dari kapsul terbang yang dikendarai oleh ayah dan ibunya dan seketika itu juga, dia terpaksa harus berpisah dengan kedua orang tuanya.

No-U tergeletak di sebuah gedung yang sudah rusak parah dalam keadaan sekarat. Ketika No-U merasa bahwa dia akan mati, datang pertolongan yang ternyata bersumber dari seekor kucing berwarna Putih yang selanjutnya dipanggil Si Putih oleh No-U. Si Putih menolong No-U dengan cara memberi makan, minum, serta selimut agar No-U bisa segera sembuh. No-U akhirnya sembuh dan bisa selamat berkat pertolongan dari Si Putih. Sejak saat itu, mereka berdua berteman. 

No-U selalu berusaha menembus dinding yang memisahkan antara wilayahnya dan wilayah isolasi itu dengan harapan bisa berjumpa dengan kedua orang tuanya. Selama lima tahun ia berjuang dan akhirnya No-U memilih untuk menyerah. No-U memutuskan untuk berpetualang bersama Si Putih ke tempat yang belum pernah ia kunjungi di Klan Polaris. Ketika No-U sampai di tengah hutan, No-U menemukan seorang bapak tua bernama B-rham atau biasa disapa dengan Pak Tua. Pak Tua ini termasuk orang tua yang memiliki sifat cerewet, keras kepala, dan cukup egois (menurutku). Saat itu, No-U tahu bahwa Pak Tua sedang dalam keadaan bahaya. Maka, No-U segera menyelamatkan Pak Tua. Mereka akhirnya kembali berpetualang dengan bertambahnya satu orang lagi yaitu Pak Tua.

Petualangan mereka cukup menegangkan, melewati gunung dan lembah (hiya mirip soundtrack anime :D). Petualangan mereka menghantarkan No-U untuk bertarung melawan Raja Penguasa Gunung Timur demi menyelamatkan salah satu temannya yang juga selamat. Akhirnya, mereka berhasil mengalahkan raja yang sudah bersikap sewenang-wenang kepada rakyatnya itu. No-U juga akhirnya mengetahui bahwa ia memiliki aliran gen unik asli Klan Polaris yaitu Pengendali Hewan.

Menurutmu, apa hubungan yang terjadi antara No-U dan Si Putih? Lalu, apakah No-U akan melanjutkan petualangannya atau kembali mencari tau bagaimana menembus dinding yang memisahkan wilayahnya dan wilayah kedua orang tuanya? 

Jawabannya RAHASIA! 

Kamu harus baca bukunya segera yaa supaya bisa merasakan bagaimana serunya petualangan No-U, Si Putih, dan Pak Tua di Klan Polaris!

***

Menurutku, novel SI PUTIH ini cukup seru dibanding LUMPU karena di sini kita kembali bisa merasakan petualangan di dunia paralel, tepatnya di KLAN POLARIS. Meskipun ada beberapa part yang lumayan membuatku bosan (karena cara bertempurnya sama), tapi novel SI PUTIH ini tetep RECOMMENDED untuk dibaca, apalagi kalau kamu penggemar serial Bumi dari Tere Liye. 

Kabar baik (atau buruk *eh) adalah SI PUTIH ini belum tamat alias masih ada lanjutannya! Masih ada lanjutan spin off dari kisah BIBI GILL. Juga masih ada ILY, SAGARAS, PROXIMA CENTAURY, dan ALDEBARAN (final battle di dunia paralel, mirip final battle di hogwarts mungkin ya?). Jadii, tetep siapin tabungan khusus untuk baca serial Bumi dari Tere Liye ini yaah :D

***

SCORE UNTUK SI PUTIH 4,5/5

Share:

Review Novel Lumpu - Tere Liye (Akhir dari Pemilik Kekuatan?) FULL SPOILER!

Judul : Lumpu

Penulis : Tere Liye

Tahun Terbit : 2021

Jumlah Hlm : 368 hlm

ISBN : 9786020652283

Rating : 4,5/5



Blurb

Setelah selesai membaca Nebula dengan ending yang ngegantung (SPOILER!!), dimana Miss Selena tergeletak di suatu tempat dalam keadaan tidak berdaya, yang diketahui bahwa Miss Selena saat itu sedang bersama Lumpu, salah seorang penghuni klan Nebula yang memiliki kemampuan melumpuhkan kekuatan yang dimiliki oleh para petarung antarklan, aku langsung melanjutkan bacaan ke novel Nebula karena penasaran gimana ending dari petualangan Raib, Seli, dan Ali kali ini. So, cek this out!

****

Sambungan telepon dari Miss Selena terputus ketika Raib, Ali, dan Seli sedang berusaha mencerna cerita mengenai orang tua dari Raib. Kondisi Miss Selena yang saat itu juga sudah tidak memungkinkan karena beliau sedang ditahan oleh Lumpu untuk diambil kekuatannya (FYI, Lumpu ini dendam sekali dengan para pemilik kekuatan karena ulah para pemilik kekuatanlah yang membuat Lumpu harus rela kehilangan keluarga dan semua orang yang ia sayangi).

Raib, Ali, dan Seli memutuskan untuk pergi menyelamatkan Miss Selena meski awalnya Raib sangat marah ketika mengetahui fakta yang terjadi pada orang tuanya. Marah bercampur sedih karena ia mengetahui bahwa terjadi pengkhianatan antara Miss Selena dengan Tazk dan Mata selaku orang tua Raib. Namun, Seli akhirnya bisa membujuk Raib untuk menenangkan diri dan mengajaknya turut serta menyelamatkan Miss Selena.

Berangkatlah mereka bertiga dengan menaiki ILY yang sudah diperbaharui oleh Ali. FYI, aku suka sekali adegan ketika mereka bertiga menaiki ILY karena menurutku ILY ini unik. Dengan kejeniusan yang dimiliki oleh Ali, ILY ini jadi punya sifat yang sama seperti ILY anaknya ILO, seorang fashion designer dari klan bulan. Cerewet dan suka mengingatkan Ali apabila mereka sedang membolos sekolah :D

Hal pertama yang mereka rencanakan (lebih tepatnya Ali yang merencanakan) adalah menemui Tamus, sebab mereka mengira Tamus bisa mengatasi Lumpu karena Tamus pernah membalikkan aliran darah Miss Selena. Mereka pergi ke ABTT dan menemui Mr. Ox untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan Tamus dan berhasil menemukannya di Distrik Gunung - Gunung Terlarang.

Ternyata, Tamus tidak sendiri di tempat itu. Ia bersama dengan Fala Tara Tana IV yang tiba-tiba mengirimkan bola petir ke arah mereka. Fala Tara Tana IV adalah ketua konsil Klan Matahari yang lama, Baca di Novel MATAHARI). Tamus dan Fala Tara Tana IV menyerang Raib dkk. Siapa mengira, di tengah penyerangan mereka, Lumpu datang melalui sebuah portal. Hingga akhirnya terjadilah pertempuran antara Lumpu dan Tamus serta Fala Tara Tana IV.  Ternyata, Lumpu berhasil mengalahkan Tamus dan Fala Tara Tana IV serta mengambil kekuatan Fala Tara Tana IV. Sebelum Lumpu mengambil kekuatan Tamus, Raib dkk sudah lebih dulu menyelamatkan Tamus dari serangan Lumpu dengan harapan nantinya Tamus dapat menolong mereka untuk mengetahui cara menghentikan Lumpu.

Saat di perjalanan, Tamus memberi informasi kepada mereka tentang peninggalan Klan Aldebaran yang ternyata berupa puing-puing kapal yang terpendam di klan Bulan. Saat sampai di kapal tersebut, Raib dkk kecolongan karena Tamus berhasil merampas ILY dari mereka. Tapi, kata Ali sih ga usah khawatir karena ILY sudah dilengkapi dengan alat pelacak. Ali sendiri bilang kalau mereka sebaiknya lebih bermain di belakang layar, alias membiarkan Tamus menyelidiki sendiri dan mereka tinggal mengikuti jejaknya.

Mereka meninggalkan tempat itu dan menuju ke Distrik Padang Senyap dengan menumpang truk pembawa sayuran. Mereka pergi ke distrik itu dengan tujuan mencari jaringan agar bisa mengetahui dimana lokasi terkini Tamus (semacam google maps ya?). Mereka akhirnya menemukan dimana lokasi Tamus, yaitu berada di bekas pabrik energi klan Bulan yang sudah berdebu. Ternyata, di sana mereka menemukan semacam basement yang berisi banyak benda-benda penemuan klan Aldebaran!

Oh iya, part Distrik Padang Senyap ini merupakan part yang aku sukai karena di dalamnya Raib dkk mendapatkan akses gratis untuk semua fasilitas turis di sana! Kebayang ga sih, bisa tidur di hotel gratis, makan gratis, dan bisa nyobain fasilitas SPA secara gratis juga. Katanya, mereka dapetin fasilitas gratis itu karena mereka mecahin rekor pengunjung yang datang ke Distrik Padang Senyap. 

Mereka kembali melacak keberadaan Tamus dan menemukan Tamus di area ibukota Tishri, tepatnya di sebuah apartemen. Mereka bertemu Eins, seorang ilmuan klan Bulan dan mantan pengajar di ABTT. Ternyata, Tamus meminta bantuan kepada Eins untuk menerjemahkan sebuah  benda dari klan Aldebaran berupa tabung bercahaya. Tamus meyakini bahwa benda tersebut memiliki jawaban atau kisi-kisi tentang menghentikan kekuatan Lumpu. Karena membutuhkan waktu lama, maka Raib dkk keluar sebentar dan mengunjungi rumah Ilo (masihi inget kan dengan keluarga Ilo, Vey, Ou,dan Ily?).

Setelah mereka kembali lagi ke apartemen Eins, mereka menemukan Tamus berada di atap apartemen Eins. Sayangnya, Tamus sudah pergi kembali. Di saat bersamaan, Lumpu datang dan menyerang mereka karena mereka dianggap sekutu dari Tamus. Raib dkk tidak kuat melawan Lumpu karena Lumpu bukan tandingan mereka. Malang, ternyata Lumpu berhasil mengambil kekuatan Ali. Beruntung Eins berhasil menyelamatkan mereka dan memberikan mereka hasil terjemahan tabung bercahaya dari klan Aldebaran. 

Mereka kembali ke puing-puing reruntuhan kapal klan Aldebaran dan menemukan Tamus juga ada di sana. Tidak butuh waktu lama, Lumpu menyusul mereka. Mereka akhirnya bertarung dan sayangnya mereka berhasil dikalahkan lagi. Lumpu bahkan telah mengambil kekuatan Tamus.

Saat Lumpu akan beraksi kembali, datanglah Kosong dan Lambat dari klan Nebula melalui portal. Lambat dan Kosong berupaya menasihati Lumpu agar menghentikan perbuatannya, tapi tidak diindahkan. Sebaliknya, Lumpu justru mengambil kekuatan Lambat. 

Setelah itu, Lumpu kembali melanjutkan aksinya untuk mengambil kekuatan Seli. Ditengah keputusasaan itu, Raib akhirnya mengetahui apa arti dari terjemahan tabung bercahaya dari klan Aldebaran tersebut. Raib pun berusaha menolong Seli dan akhirnya berhasil mengalahkan Lumpu.


****

Aku baca novel Lumpu ini berasa kayak lagi study tour ke klan Bulan soalnya Raib dkk tuh mengunjungi beberapa tempat termasuk ke rumah orang tuanya Mata alias rumah kakek neneknya Raib! Ya meskipun mereka cuma orang tua angkat dari Mata, mereka selalu mengharapkan Mata kembali ke rumah itu.

Oh iya, petualangan Raib, Seli, dan Ali tidak berhenti sampai di sini. Masih ada kisah spin off yaitu Si Putih (kisah kucing putih milik Raib), Bibi Gill (salah satu guru di ABTT), Sagaras (kisah Ali dan keluarganya), ILY (kisah tentang ILY dan diketahui bahwa ILY ternyata ada kemungkinan masih hidup!), Proxima Centauri, dan terakhir Aldebaran. Kira-kira, sekitar 2-3 tahun lagi kita akan bertemu dengan klan Aldebaran yang merupakan final dari kisah Raib dkk. Apakah seperti final battle di hogwarts di kisah Harry Potter? Kita tunggu saja yaa novel selanjutnya :D


Untuk novel Lumpu, rating dariku adalah 4,5/5. 

Share:

Review Novel Nebula - Tere Liye

Judul : Nebula (Bumi #9)

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka  Utama

ISBN : 9786020639536

Waktu Terbit :16 Maret 2020

Jumlah Halaman : 376 hlm

Rating : 4.5/5



BLURB

SELENA dan NEBULA adalah buku ke-8 dan ke-9 yang menceritakan siapa orangtua Raib dalam serial petualangan dunia paralel. Dua buku ini sebaiknya dibaca berurutan. Kedua buku ini juga bercerita tentang Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekolah terbaik di seluruh Klan Bulan. Tentang persahabatan tiga mahasiswa, yang diam-diam memiliki rencana bertualang ke tempat-tempat jauh. Tapi petualangan itu berakhir buruk, saat persahabatan mereka diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan. Ada banyak karakter baru, tempat-tempat baru, juga sejarah dunia paralel yang diungkap. Di dua buku ini kalian akan berkenalan dengan salah satu karakter paling kuat di dunia paralel sejauh ini. Tapi itu jika kalian bisa menebaknya. Dua buku ini bukan akhir. Justru awal terbukanya kembali portal menuju Klan Aldebaran.

***

Cerita pada novel Nebula dilanjutkan dengan kisah Selena yang sedang menikmati liburan panjangnya. Pada liburan kali ini, Selena mengajak Mata untuk menginap di rumah Paman Raf dan Bibi Leh karena Am, anak dari Paman Raf, akan segera menikah dengan perempuan yang merupakan tetangga mereka sendiri. Acara pernikahan tersebut berdekatan dengan hari pertama mereka kembali masuk di Akademi.

Sayangnya, Selena dan Mata terlambat bangun sehingga menyebabkan mereka ketinggalan gerbong kereta untuk menuju Akademi. Ketika sampai di stasiun, mereka juga menjumpai Tazk yang bernasib sama seperti mereka. Tak kehabisan akal, Selena memutuskan untuk pergi ke akademi menggunakan gerbong kereta curian. Selena memang ahli kalo urusan begini, Haha!

Kepergian mereka menggunakan gerbong kereta curian ke akademi menimbulkan masalah baru yang menyebabkan mereka harus menghadap Master Ox di ruangannya. Setelah memarahi mereka bertiga, Master Ox memberitahukan satu pernyataan tak terduga pada mereka bertiga. (SPOILER) Master Ox mengatakan bahwa Mata adalah keturunan murni klan Bulan dan merupakan pewaris buku kehidupan!

Cerita berlanjut ketika Tamus tiba-tiba datang menghampiri Selena dan memberikannya tugas untuk mencuri informasi rahasia di Markas Besar Pasukan Bayangan. Mau tidak mau, Selena pun harus melakukan tugas itu sebagai tanda balas budinya kepada Tamus yang sudah menolongnya untuk masuk ke akademi. Dengan segala usahanya, Selena pun mendapatkan informasi tersebut. Tapi, Selena tidak hanya mencari, ia juga mempelajari informasi apa yang sedang dicari oleh Tamus tersebut. Hingga akhirnya Selena mendapati informasi bahwa ada suatu klan yang bernama Klan Nebula dan terdapat cawan keabadian di sana. Tak disangka, Tazk juga menemui informasi yang sama seperti yang Selena miliki. Tazk menemukannya di arsip lama milik kakeknya Tazk yang merupakan mantan panglima bayangan.

Cawan Keabadian adalah salah satu pustaka dunia parallel. Penjaga keseimbangan. Sumber kekuatan tiada tara. Obat tiada tanding. Gembok paling kokoh. Tersimpan di sebuah klan jauh. Tempat dengan gunung-gunung tinggi yang terus bergerak mengikuti polanya. Klan dengan kabut, awan, dan debu yang menyelimuti terus-menerus, persis seperti namanya. Klan itu disebut dengan NEBULA.     

Selena dan Tazk akhirnya memutuskan untuk pergi bertualang ke klan Nebula dan mengajak serta Mata dalam rencana petualangannya. Namun, rencana mereka belum bisa direalisasikan karena mereka masih terikat sebagai murid dari Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Aturan-aturan dari akademi membuat mereka harus menahan rencana petualangan mereka ke Klan Nebula. Hingga akhirnya mereka mendapatkan kesempatan untuk pergi ke klan Nebula ketika sedang menyelesaikan proyek akhir (kalo di kita tuh istilahnya SKRIPSI). 

Selena, Mata, dan Tazk sudah mengetahui dimana letak dan bagaimana membuka jalan ke Klan Nebula tersebut. Klan Nebula terletak di distrik sungai jauh-jauh yang berada di Klan Bulan. Mereka bertiga pun akhirnya sampai di klan Nebula dan mendapati fakta bahwa klan tersebut sangatlah elok. Dikelilingi bunga warna-warni dan hamparan perdu yang menyejukkan mata. Klan Nebula juga unik karena perputaran waktu antar siang dan malamnya sangat cepat. Selain itu, Klan Nebula juga memiliki sifat nomaden (berpindah-pindah), tidak menetap pada satu poros saja.

Sayangnya, kedatangan mereka tidak disambut dengan cukup baik. Beberapa penduduk Klan Nebula menolak kehadiran mereka, termasuk sesepuh/kepala kampung di sana yang bernama Lumpu. Lumpu bahkan mengetahui apa tujuan mereka datang ke Klan Nebula, yakni mengambil cawan keabadian. 

“Aku tahu siapa kamu, Nona Muda. Kamu sangat beruntung memiliki garis keturunan itu. Aku seharusnya berlutut saat bertemu seorang Putri. Tapi aku tidak akan melakukannya. Omong kosong soal garis keturunan, omong kosong soal para pemilik kekuatan. Kalianlah yang membuat dunia parallel dipenuhi masalah.”

Namun, berkat negoisasi dari Mata yang merupakan keturunan murni klan bulan, akhirnya mereka diizinkan untuk tinggal sejenak dan berkeliling di klan Nebula. Tazk yang awal mula berambisi untuk mengambil cawan keabadian, akhirnya mengurungkan niatnya setelah mengetahui fakta yang membuat dirinya akan kehilangan orang yang dia cintai. Namun tidak dengan Selena. Apalagi ketika Selena mengetahui fakta bahwa Tazk menyukai Mata dan menganggap Selena hanya teman biasa, Selena memutuskan untuk tetap mengambil cawan keabadian dan memilih untuk mengkhianati sahabat terbaiknya sebelum ia menyadari fatalnya keputusan yang sudah ia lakukan.

***

Speechless! Novel Nebula merupakan kelanjutan dari Selena yang mengisahkan tentang Miss Selena, guru matematika Ali dkk, serta Mata dan Tazk yang tak lain adalah orang tua dari Raib. Jadi inget kata salah satu teman Selena bernama Boh. Boh bilang bahwa persahabatan antara Selena, Mata, dan Tazk tidak akan berakhir dengan baik karena Selena mencintai orang yang salah. Maksud Boh di sini adalah si Tazk yaa. Boh tau bahwa Tazk menyukai Mata, bukan menyukai Selena.

Kalau ku pikir-pikir, di novel yang seseru ini pun, permasalahannya tetap sama ya. Seputar cinta, persahabatan, dan pengkhianatan. Sederhana ya, tapi saluuut sama Tere Liye karena beliau mengemas ceritanya dengan baik dan selalu bikin penasaran! Aku berani bilang, kalau serial Raib dkk ini dijadikan film, pasti gak kalah bagus dengan Harry Potter. Apalagi kalau diproduksi oleh produser luar negeri, bisa-bisa menyaingi film Harry Potter nih :D

(SPOILER!!)

Petualangan Raib, Ali, dan Seli tidak berakhir di Nebula ini, ya gengs! Kelanjutan ceritanya akan kita temui dalam novel berjudul Lumpu.

***

Overall, aku kasih bintang 4,5/5 untuk Nebula!

Share:

Review Novel Selena - Tere Liye

Judul : Selena (Serial Bumi #8)

Penulis : Tere Liye

Co-Author : Diena Yashinta

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : Maret 2020

Jumlah Halaman : 368 hlm

ISBN : 9786020639512

Rate : 4,5/5




Blurb (From Goodreads)

"Selena" dan "Nebula" adalah buku ke-8 dan ke-9 yang menceritakan siapa orangtua Raib dalam serial petualangan dunia paralel. Dua buku ini sebaiknya dibaca berurutan. Kedua buku ini juga bercerita tentang Akademi Bayangan Tingkat Tinggi, sekolah terbaik di seluruh Klan Bulan. Tentang persahabatan tiga mahasiswa, yang diam-diam memiliki rencana bertualang ke tempat-tempat jauh. Tapi petualangan itu berakhir buruk, saat persahabatan mereka diuji dengan rasa suka, egoisme, dan pengkhianatan. Ada banyak karakter baru, tempat-tempat baru, juga sejarah dunia paralel yang diungkap. Di dua buku ini kalian akan berkenalan dengan salah satu karakter paling kuat di dunia paralel sejauh ini. Tapi itu jika kalian bisa menebaknya. Dua buku ini bukan akhir. Justru awal terbukanya kembali portal menuju Klan Aldebaran. 

***

"Dunia kita dekat sekali dengan kegelapan. Maka saat gelap menyelimuti, pastikan kamu tetap berusaha mencari cahaya di sekitarmu. Dirimu sendiri adalah satu-satunya yang bisa kaupercaya. Nurani. Cahaya kecil itu selalu ada di hatimu. Gunakanlah. Terangi jalanmu, temukan pilihan hidupmu. Semoga itu bisa membawamu menuju jalan yang lebih baik" Bibi Gill (halaman 339).

***

Akhirnya aku ketemu lagi dengan petualangan Raib, Seli, dan Ali di dunia paralel! Nah, kali ini Tere Liye sudah rilis buku lanjutannya nih dari serial bumi yang judulnya Selena. Selena ini sebenarnya spin off dari serial bumi yang menceritakan tentang guru matematika Raib, Seli, dan Ali di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Miss Selena atau yang kerap disapa Miss Keriting oleh Raib dan teman-temannya (agak kurang ajar ga sih ngatain guru sendiri, wkwk).

Antara Miss Selena dan Dunia Paralel

Miss Selena (yang selanjutnya akan ku tulis dengan Selena saja) berasal dari klan bulan di dunia paralel. Selena tinggal di salah satu distrik klan bulan bernama Distrik Sabit Cerita Enam. Selena yang mendapati kenyataan bahwa ibunya meninggal, harus pergi ke kota Thisri (ibukota Klan Bulan) untuk menemui pamannya. Di tempat pamannya inilah, selain bekerja, Selena juga memulai pendidikannya di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT). 

Sama seperti Raib, Ali, dan Seli, di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT), Selena bertemu dengan dua orang teman baru bernama Mata dan Tazk. Mata adalah seorang perempuan yang memiliki garis keturunan murni yang biasa disebut dengan Putri Bulan. Sedangkan Tazk merupakan cucu dari mantan Panglima Bayangan. Tazk juga merupakan mantan dari anggota Boyband di kota Thisri, loh! Hahaha. Ga kebayang kalo di klan bulan ternyata juga ada boyband :D

Sebuah Fakta mengejutkan yang harus kamu tahu nih, bahwa sebenarnya Selena itu tidak lulus seleksi di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT) loh. Namun, karena ada bantuan dari 'seseorang', akhirnya Selena pun lulus dan bisa menempuh pendidikan di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Sayangnya, Selena juga harus 'membayar' hal tersebut dengan mahal. Bayarannya bukan dengan uang yaa melain dengan sesuatu yang menurutku 'sangat berharga; sehingga membuat Selena harus kehilangan orang-orang yang ia sayangi. 

TERUNGKAP SIAPA ORANG TUA RAIB!

Yash! Ketika kamu membaca Selena, kamu akan mendapati fakta siapa sesungguhnya orang tua dari Raib. Siapa ibu dan ayah dari Raib dan mengapa ibu Raib tiba-tiba menghilang setelah melahirkan Raib? Semua jawaban itu akan kamu temui di dalam novel Selena ini :))

***

Meskipun novel Selena ini hanya spin off, tapi menurutku ini recommended dan ga boleh kamu lewatin! Karena seperti yang udah aku bilang sebelumnya, di novel ini kamu bakal tau asal usul dari Raib dan orang tuanya. Mengapa Raib yang diklaim sebagai keturunan Putri Bulan malah tinggal dan menetap di Bumi bersama orang tua angkatnya. Novel Selena inilah yang akan mengungkapkan semua jawaban itu. Oh iya, ending dari novel ini juga menurutku menyedihkan sekaligus tragis. Terdapat sedikit twist plot di sini, gais. Kalo kamu penasaran, langsung saja baca novelnya yaa. Sudah tersedia di gramedia dan aplikasi Gramedia Digital. 

Share:

REVIEW BUKU MERANTAU KE DELI [BUYA HAMKA] - MENELUSURI ADAT MATRILINEAL SUKU MINANGKABAU

Judul : Merantau Ke Deli

Penulis : Buya Hamka

Penerbit : Gema Insani

Jumlah Halaman : 192 hlm

ISBN : 9786022507468 (e-Book)

Rate : 4.5/5




Finally, selesai juga membaca salah satu novel dari penulis favoritku, Buya Hamka. Setelah membaca buku Ayah... yang ditulis oleh Irfan Hamka, aku jadi tertarik untuk membaca semua karya dari Buya Hamka. Qadarullah, kemarin aku ketemu salah satu novel yang ditulis oleh beliau di aplikasi perpustakaan digital yang legal dari pemerintahan, i-Pusnas namanya. Judul bukunya adalah Merantau ke Deli. Buku inilah yang nanti akan aku review di postingan ini.

Merantau ke Deli

Buku Merantau ke Deli ini berkisah tentang seorang laki laki yang mengadu nasib di tanah perantauan dengan cara berniaga, Leman namanya. Leman dan Poniyem, seorang wanita asal Jawa yang menjadi istri simpanan mandor di perkebunan tempat ia bekerja, saling bertemu di Deli dan saling jatuh cinta. Akhirnya mereka menikah dan hidup bersama. Leman berasal dari suku minang, sedangkan Poniyem berasal dari suku Jawa yang juga merantau ke Tanah Deli untuk mencari peruntungan nasib.


source: https://www.wikiwand.com/id/Medan_Deli,_Medan


Sebelum menikah, Leman sebenarnya sudah mengetahui konsekuensi dan risiko apa saja yang akan ia terima jika menikah dengan Poniyem. Hal ini dikarenakan adat dari suku minang yang mengharuskan Leman untuk menikah dengan gadis dari suku minang juga. Namun, karena Leman sudah jatuh cinta, maka ia memutuskan untuk tetap menikah dan menerima semua konsekuensinya.

Awal-awal pernikahan terasa berat oleh Leman karena perniagaan yang dia jalankan tidak berlangsung dengan mulus karena Leman sendiri kekurangan modal untuk menambah barang dagangannya. Poniyem mengetahui bahwa suaminya sedang dalam kesusahan, Poniyem pun mengambil inisiatif untuk menyuntikkan modal ke perniagaan Leman dengan cara menjual emas yang dulu pernah ia dapatkan dari mandor. Dengan tambahan modal dari hasil menjual emas milik Poniyem, perniagaan Leman menjadi lebih baik dan lebih ramai dari biasanya. Leman yang sebelumnya berniaga dengan cara 'menjemput bola', kini ia dan istrinya telah memiliki toko sendiri.

Rumah tangga mereka berjalan dengan damai dan penuh cinta. Perniagaan mereka juga berkembang dengan pesat. Ditambah lagi hadirnya Suyono, mantan kuli pekerja di perkebunan yang tidak menambah masa kontrak kerjanya. Leman dan Poniyem akhirnya menerima Suyono menjadi pekerja mereka. Awalnya Suyono hanya sekadar melayani pembeli sebelum akhirnya ia menjadi tangan kanan atau orang kepercayaan Leman.

Konflik dimulai ketika Leman hendak pulang kampung ke daerah asalnya di Minangkabau bersama Poniyem. Poniyem yang berasal dari suku Jawa ini ternyata menjadi aib bagi keluarga Leman karena ia bukan dari suku minang. Meskipun Poniyem bersikap lembut dan baik budinya, tetap saja keluarga Leman ingin Leman memiliki istri yang juga dari suku minangkabau. Apalagi ketika melihat Leman sudah menjadi saudagar di tanah rantau. Keluarga Leman takut apabila nanti Leman meninggal, maka harta pusaka Leman akan jatuh ke tangan Poniyem.

Leman mendapat saran dari orang kampungnya untuk menikah lagi dengan seorang wanita asli minangkabau yang juga merupakan orang kampungnya. Leman dilema, apakah ia harus menikah lagi atau tidak dan tetap bertahan dengan Poniyem. Sekalipun ia menikah lagi, ia tidak ingin menceraikan Poniyem karena wanita itulah yang sudah menolongnya menjadi seperti sekarang ini. Bagaimana kelanjutannya? Jawaban dari pertanyaan ini bisa kamu dapatkan dengan membaca buku Merantau ke Deli karangan Buya Hamka😊

Menelusuri Adat Suku Minangkabau

Merantau ke Deli adalah novel karangan Buya Hamka mengenai kritik beliau terhadap adat dari suku minangkabau. Dalam adat istiadat minangkabau, seorang laki laki minang yang akan menikah dengan wanita bukan dari minang tidak dianjurkan karena dapat merusak adat istiadat. Penerus dari suku minangkabau itu sendiri berasal dari pihak ibu. Jadi, kalau wanita minang yang menikah dengan laki laki bukan minang, ini tidak terlalu jadi masalah karena penerus suku berasal dari pihak wanita. Hal ini pula yang terjadi pada Leman dan Poniyem, dimana Leman adalah laki laki minang dan Poniyem adalah wanita asal Jawa. Suatu adat yang mengatur alur keturunan dari pihak ibu disebut dengan istilah Matrilineal.


source: https://dna-explained.com/2018/11/28/concepts-paternal-vs-patrilineal-and-maternal-vs-matrilineal/


Dalam adat matrilineal, seorang anak menghubungkan diri dengan ibunya (berdasarkan garis keturunan perempuan). Dalam sistem kekerabatan ini, seorang anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan. Dalam masyarakat yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh lebih rapat diantara para warganya yang satu keturunan menurut garis ibu yang menyebabkan tumbuhnya konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak (Wikiwand).

Ternyata, ga cuma suku minang yang menganut adat Matrilineal ini loh. Beberapa suku lain selain suku minang yang juga menganut adat matrilineal dikutip dari situs Wikiwand, yaitu:

1. Suku Garo (tinggal di negara bagian timur laut India)

2. Suku Mosuo (tinggal di barat daya Cina)

3. Suku Hopi (masyarakat Indian di Amerika Serikat)

4. Suku Navajo (masyarakat Indian Navajo di Amerika Serikat)

5. Suku Iroquois (masyarakat Indian Iroquois di Amerika Serikat)

6. Suku Ovambo

7. Suku Akan (sebagian besar tinggal di Ghana)


Hikmah dari Buku Merantau ke Deli

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari buku Merantau ke Deli ini. Beberapa diantaranya adalah:

  1. Jangan pernah menuruti hawa nafsu semata. Sebelum memutuskan sesuatu, pikirkan dulu matang-matang baik buruknya jika keputusan tersebut diambil. Jangan seperti Leman, yang memutuskan suatu perkara hanya dari nafsunya saja tanpa mempertimbangkan baik-buruk risikonya.
  2. Perihal rumah tangga; baiknya kita tidak mengambil keputusan yang hanya sekadar menyenangkan sanak kerabat saja. Ambillah keputusan yang kira-kira kita bisa menjalaninya, bukan hanya sekadar saran atau paksaan dari sanak keluarga saja. Karena menikah adalah ibadah terlama di dunia dan harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya.
  3. Dalam rumah tangga, jika kita merasakan bosan atau jengkel kepada pasangan, maka ada baiknya kita mengingat semua hal-hal indah yang dulu pernah dilakukan bersama. Jangan seperti Leman ketika menghadapi Poniyem saat ia sedang merasa sangat marah.
  4. Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Seperti Poniyem yang awalnya hanya simpanan mandor, kemudian ia bertemu Leman dan ia bertahap memperbaiki dirinya. Ia memakai kerudung dan menggunakan baju yang sopan serta santun dalam bergaul.
  5. Ketika awal mula memulai berbisnis, maka banyak-banyaklah berhemat. Jangan boros supaya uang yang didapatkan bisa diputar lagi untuk modal. Hal inilah yang dilakukan oleh Poniyem selama ia berbisnis bersama Leman dan Suyono.
  6. Selalu jujur dalam bekerja dan berusahalah dengan sebaik-baiknya. Seperti Suyono yang akhirnya mendapat kepercayaan penuh dari Leman dan Poniyem untuk bekerja dengan mereka.

***

Overall, aku suka dengan buku Merantau ke Deli ini. Novel yang ringan dibaca tapi isinya berbobot. Setelah baca buku ini, aku jadi sedikit tau tentang adat istiadat suku minang dalam hal pernikahan. Di zaman sekarang ini, aku kurang tau apakah masih banyak suku minang yang mempertahankan adat matrilineal ini. Kalau ada atau tidaknya, sepertinya masih ada, namun tidak diketahui jumlahnya dengan pasti.

Hal lain yang aku suka dari buku ini adalah bahasanya. Bahasa yang digunakan masih menggunakan padanan bahasa daerah. Sehingga ketika membaca buku ini bisa sembari menambah kosa kata bahasa daerah😀

***

“Karena sudah demikian mestinya hidup itu, habis kesulitan yang satu akan menimpa pula kesulitan yang lain. Kita hanya beristirahat buat sementara guna mengumpulkan kekuatan untuk menempuh perjuangan yang baru dan mengatasinya. Sebab itulah maka tak usah kita menangis diwaktu mendaki, sebab di bau pucak perhentian pendakian itu telah menunggu daerah yang menurun. Hanya satu yang akan kita jaga di sana, yaitu kuatkan kaki, supaya jangan tergelincir. Dan tak usah kita tertawa di waktu menurun, karena kelak kita akan menempuh pendakian pula, yang biasanya lebih tinggi dan menggoyahkan lutut dari pada pendakian yang dahulu. Dan barulah kelak di akhir sekali, akan berhenti pendakian dan penurunan itu, di satu sawang luas terbentang, bernama maut.

Di sana akan bertemu alam datar, tak berpendakian, tak berpenurunan lagi.”

Hamka - Merantau ke Deli













Share:

Menolak Lupa Tragedi Banyuwangi 1998 dalam Novel Perempuan Bersampur Merah - Intan Andaru [REVIEW BUKU]

Judul : Perempuan Bersampur Merah

Penulis : Intan Andaru

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku : 216 halaman

ISBN : 9786020621951

Cetakan ke-1, 7 Januari 2019

Rate: 3.8/5





BLURB

Tragedi tahun 1998 tidak akan pernah hilang dari ingatan Sari. Tak hanya kehilangan bapak yang tertuduh sebagai dukun santet, Sari juga kehilangan paman sekeluarga—yang seketika pergi meninggalkan kampung lantaran mendapat stigma.

Untuk mencari jawaban atas kematian bapaknya, Sari menuliskan daftar nama orang yang ikut mengarak pembantaian bapaknya pada selembar kertas. Karena mengharapkan bantuan, ia bagikan kertas tersebut kepada dua sahabatnya, Rama dan Ahmad.

Pencarian itu rupanya tidak hanya membawa Sari bergabung dalam sanggar tari gandrung yang penuh rahasia, tetapi juga mengubah persahabatan Sari-Rama-Ahmad menjadi kisah cinta yang rumit. Cinta yang akhirnya menuntun mereka bertiga kembali pada tragedi di tahun kelam itu.


*****

Kisah yang Terjadi
Kisah bermula ketika tokoh utama bernama Ayu memiliki seorang bapak dengan pekerjaan sebagai dukun suwuk (pengobat/penyembuh). Banyak orang yang bermain ke rumah Ayu dengan tujuan meminta si bapak untuk membantu kerabat/teman/anak mereka yang sedang sakit.

Namun, beberapa waktu kemudian beredar kabar tak enak di desa mereka. Para warga mengatakan banyak ninja berkeliaran yang ingin menangkap dan membunuh orang orang terduga dukun santet termasuk bapak Ayu yang telah diincar. Hingga akhirnya, kabar itu menjadi kenyataan dan bapak Ayu menjadi korban atas peristiwa tersebut.

Di kemudian hari, Ayu mengubah namanya menjadi Sari. Sari memiliki teman akrab bernama Ahmad dan Rama. Sari mengajak mereka berdua untuk mengusut kasus pembantaian bapaknya dengan menuliskan nama nama yang diduga menjadi dalang dari peristiwa tersebut. Namun akhirnya hanya Ahmad yang setia menemani Sari untuk mengusut kasus tersebut. Rama memilih mundur karena ayahnya melarang ia bergaul dengan Sari.

Petualangannya dalam mengusut kasus tersebut membawanya untuk mengenal sebuah tarian bernama Tari Gandrung. Sari lalu berkenalan dengan Mak Rebyak juga Mbak Nena. Dari Mbak Nena inilah, Sari memperoleh sampur berwarna merah. Kiprah Sari cukup baik dalam dunia tari.

Selain tragedi pembantaian saat itu, buku ini juga mengisahkan tentang kisah cinta yang terdengar klise tapi memiliki jiwa romansanya sendiri. Kisah yang terjadi antara Sari - Ahmad - Rama. Ahmad menyukai Sari. Tetapi, Sari lebih menyukai Rama dibanding Ahmad. Sayangnya, keluarga dan orang tua Rama tidak merestui hubungan mereka dikarenakan latar belakang yang dimiliki oleh Sari sebagai anak dari seorang dukun.

Tragedi Kelam Banyuwangi


Berkas:Santet2.jpg
Source
Apa yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar tahun 1998? Krisis moneter? Tragedi Trisakti? Kerusuhan warga? Orde reformasi?

Tahun 1998 memang memiliki memori tersendiri bagi warga Indonesia dimana pada tahun itulah puncak dari pemerintahan rezim Soeharto berdiri dan merupakan awal mula dari kebangkitan reformasi. Tapi ternyata, selain peristiwa tersebut, juga terdapat peristiwa lain yang tidak kalah mengejutkan dan mungkin banyak yang belum mengetahuinya.

Adalah Tragedi Pembantaian di Banyuwangi yang menjadi salah satu peristiwa bersejarah di tahun 1998 dan merupakan topik yang dibahas dalam novel ini. Puncak pembantaiannya adalah pada tahun 1998 dimana orang orang yang dituduh menjadi dukun santet akan dibunuh. Rentetan peristiwa lain bermunculan seperti munculnya teror menyerupai ninja yang membantai para penduduk dengan ganas, pembunuhan guru guru ngaji, aktivis HAM hingga tari gandrung yang menjadi salah satu kebudayaan Banyuwangi.

Menyedihkan. Hingga saat ini motif dibalik pembantaian tersebut belum diketahui secara pasti. Dari beberapa data diketahui bahwa orang orang yang dibunuh tidak semuanya melakukan praktik santet. Diantara korban tersebut ada guru ngaji, dukun suwuk (pengobat), hingga ketua RT/RW.

Salah satu yang menjadi sasaran adalah suku Using, suku terbanyak di daerah Banyuwangi. Suku Using ini adalah suku asli daerah Banyuwangi. Mereka memiliki keyakinan bahwa ada 4 jenis ilmu ghaib. Salah satunya adalah ilmu putih (untuk penyembuhan) dan ilmu merah (ilmu santet).


***

Novel ini adalah novel perdana dari Intan Andaru yang saya baca melalui aplikasi iPusnas. Bagi saya, novel ini bagus dan informatif karena mengambil sisi sejarah sebagai alur ceritanya. Saya yang sering ketiduran ketika pelajaran sejarah SMA dulu setidaknya bisa memahami secuil peristiwa sejarah pada saat itu. Hehe

Namun, menurut saya novel ini kurang mendetail. Beberapa adegan hanya diperlihatkan sekilas saja. Dan juga cerita mengenai tarian gandrung tidak terlalu banyak. Ending cerita juga cukup menggantung dan tidak terlalu membuat saya berteriak Wah ketika membacanya. Hanya yang membuat saya tertarik membaca buku ini karena mengambil katar belakang sejarah mengenai tragedi Banyuwangi yang tidak banyak dibahas oleh orang.

****

Overall, novel ini menjelma bak media untuk mengingatkan kembali kepada kita dan para pejabat berwenang bahwa ada pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia dan sampai saat ini masih belum dapat diusut tuntas. Kebenaran dan dalang dari peristiwa tersebut harus segera ditemukan mengingat banyaknya korban tak bersalah dalam peristiwa itu. Jumlah warga yang menjadi korban versi Pemkab adalah 115 orang dan menurut versi TPF NU adalah 147 orang. Jumlah yang sangat banyak untuk ukuran pembantaian manusia secara sewenang-wenang.

Wikipedia
Share:

Ayah oleh Irfan Hamka [REVIEW BUKU]

Judul : Ayah, Kisah Buya Hamka

Penulis : Irfan Hamka

Penerbit : Republika

Tahun Terbit : Mei, 2013 (Cetakan ke-1)

Tebal Buku : 321 Halaman

ISBN : 978-602-8997-71-3





BLURB 

BUYA HAMKA. Nama besar ini bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, melainkan juga sebagai sastrawan, budayawan, politisi, cendikiawan, dan pemimpin masyarakat. Ketokohan serta keagungan karyanya membuat banyak orang tertarik untuk mengabadikannya.

Melalui penuturan anak kelimanya, Irfan Hamka, Republika Penerbit ingin mengenal sosok besar Hamka, namun dari sisi yang lebih dekat; Buya Hamka sebagai seorang ayah, suami, dan kepala keluarga.

Buku Ayah… menyuguhkan banyak kenangan, pengalaman, dan kisah luar biasa yang mungkin tak akan kita peroleh selain dari orang-orang terdekatnya. Dan, Republika Penerbit merasa beruntung bisa “mendengarnya” langsung dari Penulis, lantas menyampaikannya kepada pembaca. Semoga pembaca pun dapat memperoleh manfaat dengan membacanya.

Berikut sebagian kecil nasihat dan pengalaman yang dikenang oleh Irfan Hamka selama 33 tahun kebersamaannya dengan Buya Hamka, sang ayah. Kisah-kisah dalam buku Ayah… akan membawa pembaca mengenal lebih dekat sosok Buya Hamka dari sisi yang berbeda.

“Ada tiga syarat yang harus dimiliki oleh orang yang suka berbohong. Pertama, orang itu harus memiliki mental baja, berani, tegas, dan tidak ragu-ragu untuk berbohong. Jangan seperti kamu tadi. Kedua, tidak pelupa akan kebohongan yang diucapkannya. Ketiga, harus menyiapkan bahan-bahan perkataan bohong untuk melindungi kebenaran bohongnya yang pertama. Contoh, ada seorang teman bertanya kepada temannya, ‘Tadi hari Jum’at shalat di mana?’ Si teman yang ditanya sebenarnya tidak ikut shalat berjamaah Jum’at, namun karena malu, dia berbohong, lalu menjawab, ‘Di Masjid Agung’. Si teman yang bertanya kembali bertanya, ‘Di lantai mana kau shalat?’ Yang ditanya kembali menjawab, ‘Di lantai bawah’. Bertambah lagi bohongnya. ‘Saya juga di lantai bawah, kok. Tidak,bertemu?’ Dengan mantap yang ditanya menjawab, ’Saya di saf paling belakang’. Coba kau hitung, Irfan! Untuk melindungi bohongnya, berapa kali dia menambah bohong agar temannya percaya bahwa dia memang shalat di Masjid Agung? Mengerti kau, Irfan, akan cerita Ayah ini?” –Halaman 10-


Dokumentasi Pribadi

***

Atau kisah tentang perjalanan maut di Padang Pasir.

Mulanya, gulungan angin bercampur pasir itu masih berjarak sekitar dua kilometer di belakang kami. Umar, sopir kami, menambah kecepatan mobil dari 100, 110, lalu 120 mill per jam. Mobil terasa melayang di atas jalan raya.

Namun, angin pasir itu lebih cepat menyusul. Badan mobil terdengar seperti disiram oleh pasir. Suara gemuruh angin terdengar di dalam mobil kami. Seperti ada ribuan suara siulan yang mengepung mobil kami. Ayah terus menyebut nama Tuhan, “Allah, Allah”.

Aku pun mengikuti ucapan Ayah, “Allah, Allah, Allah”. –Halaman 137 s.d. 138- (disadur dari goodreads)


Sekilas Tentang Buku Ini


Dokumentasi Pribadi

Buku ini adalah buku yang ditulis oleh H. Irfan Hamka, anak ke-5 dari Buya Hamka dan istrinya. Sebenarnya, buku ini dulu berjudul Kisah Kisah Abadi Bersama Almarhum Ayahku yang telah diterbitkan oleh Uhamka Press. Karena Irfan Hamka ingin karya tersebut dapat disebar lebih luas lagi, akhirnya Irfan mengajukan ke pihak penerbit Republika agar buku ini dapat dicetak ulang. Pihak Republika setuju dan akhirnya terbitlah buku dengan sampul bergambar Buya Hamka.

Buku ini berisikan kisah kisah yang dilalui Irfan sebagai seorang anak bersama Buya Hamka juga pandangan beliau terhadap akhlak dan kejadian yang dialami oleh Buya Hamka. 

Buku ini dibagi menjadi 10 pokok bahasan. Mulai dari sosok Buya Hamka sebagai seorang ayah, suami, ulama, pemimpin, dan figur teladan bagi kerabat dan warga Indonesia. Semua ditulis menggunakan sudut pandang dan pengalaman yang dilewati oleh Irfan Hamka bersama Buya. Tak ketinggalan, buku ini juga dilengkapi oleh pengantar dari Dr. Taufiq Ismail.

Berkenalan Dengan Sosok Buya Hamka


Sebelumembaca buku ini, saya sama sekali tidak mengetahui persis tentang Buya Hamka secara mendetail. Yang saya tau, Buya Hamka ini adalah seorang ulama dan juga penulis beberapa buku diantaranya Tafsir Al-Azhar 30 Juz, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan sebagainya.

Saya menemukan buku ini di perpustakaan Bank Indonesia Sumatera Selatan. Saat itu, saya bingung ingin meminjam buku apa. Jadilah akhirnya saya meminjam buku mengenai Buya Hamka ini. 

Buya Hamka adalah sosok ulama besar yang lahir di Indonesia. Nama Buya tercatat penting dalam sejarah pergerakan bagi umat muslim dalamelawan penjajahan Belanda, baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Beliau pernah menduduki posisi strategis di Indonesia yaitu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Beliau juga turut aktif dalamemberikan nasihat dan ceramah baik melalui media ataupun langsung dari masjid. Selain itu, Buya Hamka juga merupakan sosok penulis yang sampai saat ini karyanya masih diabadikan dan dibaca oleh masyarakat.

Hamka sendiri bukanlah nama asli dari Buya. Buya memiliki nama asli Haji Abdul Malik Karim Amarullah yang kemudian lebih akrab disapa HAMKA. Buya memiliki seorang istri bernama Hj. Siti Raham Rasul yang telah berpulang pada 1 Januari 1971. 10 tahun kemudian, Buya menyusul kepergian istri tercinta yang kerap disapa ummi tersebut. 

Buya memiliki 12 anak. Tapi, 2 anak kembarnya meninggal dunia dan tinggallah 10 anak saja. Saat buku ini diterbitkan kembali pada Bulan Mei 2013, anak anak Buya yang masih hidup berjumlah 8 orang. 2 orang lainnya, Zaki dan Fachry, telah berpulang ke Rahmatullah.


Buya Dalam Pandangan Anak-Anak

Buku ini dibuka dengan tiga nasihat yang diberikan Buya kepada anak-anaknya, para jamaah di pengajiannya juga kepada mereka yang secara personal langsung mendatangi Buya. 3 nasihat itu terekam sangat baik oleh anak-anak Buya terutama oleh Irfan Hamka.

Kisah ditulis dari pengalaman Irfan berumur 5 tahun bersama Buya dan telah mengalami berbagai rentetan peristiwa seperti pindah ke Jakarta, metode mengaji yang diajarkan Buya, hingga ilmu silat yang diajarkan Buya kepada Irfan. 


Image result for irfan hamka
Irfan Hamka (Source)

Ada satu kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan Irfan kepada Buya sejak ia kecil hingga dewasa. Irfan selalu memijat kaki Buya ketika Buya sedang membaca Al-Quran. Subhanallah.

Lalu dilanjutkan lagi dengan kisah ketika mereka telah pindah ke rumah baru. Ternyata, ada jin yang menghuni rumah tersebut. Hebatnya, Buya berhasil berdamai dengan jin yang dikenal dengan nama Innyiak Batungkek atau Kakek Bertongkat. Waku baca bagian ini, cukup serem sih ya soalnya saya membacanya waktu malam hari. :)

Pengalaman Naik Haji Bersama


Image result for kapal mae abeto
source

Cerita selanjutnya adalah cerita mengenai catatan perjalanan Buya bersama Ummi dan Irfan ketika berangkat naik haji ke Makkah. Rezeki ini Buya dapatkan dari Allah melalui perantara Pd. Presiden Jenderal Soeharto. Jadilah Buya bersama Ummi juga Irfan berangkat haji. Saat itu transportasi yang digunakan adalah jalur laut, bukan jalur udara. Buya, Ummi dan Irfan naik haji dengan kapal laut Mae Abeto (1968). 

Dalam perjalanan, ada insiden yang membuat duka yaitu satu orang jamaah haji meninggal dunia. Seluruh jamaan lain bersedih ketika melepaskan jenazah tersebut. Peraturannya, ketika ada yang meninggal dalam perjalanan menggunakan laut, maka jenazah tersebut akan dikuburkan dengan cara ditenggelamkan dalam laut.

Lalu, perjalanan mendebarkan selanjutnya adalah ketika Buya, Ummi dan Irfan berangkat dari Baghdad kembali menuju Makkah menggunakan mobil dan harus melintasi padang pasir Arab sejauh 6000 kilometer! Saat itu, Buya mendapat beberapa undangan dari Dubes RI ke beberapa negara tetangga, seperti Mesir, Suriah, dan Irak.

Wanita Hebat di Belakang Buya.

Related image
Source

Adalah Hj. Siti Raham bin Rasul St. Rajo Endah yang menjadi faktor kesuksesan dari seorang Buya Hamka. Beliau akrab disapa Ummi oleh Buya dan juga anak-anaknya. Ummi adalah sosok wanita hebat yang turut andil dalam perjalanan hidup Buya Hamka. Kebaikan hati yang terpancar dari perilaku beliau tak jauh berbeda dengan kebaikan yang dilakukan Buya terhadap sesama.

Salah satu akhlakul karimah Ummi adalah kecintaan beliau terhadap jalinan silahturahim. Beliau selalu mencatat nama nama saudara yang ingin dikunjungi ketika hari raya tiba. Sebelum mereka memiliki mobil sendiri, mereka mengunjungi sanak keluarga tersebut menggunakan angkutan umum.

Kisah Romantis Antara Buya dan Ummi

Ada satu kisah antara Buya dan Ummi yang menurut saya lebih romantis dibanding kisah Habibie Ainun. 

Ketika Ummi telah berpulang ke Rahmatullah, Buya adalah salah satu orang yang merasa kehilangan Ummi, sosok yang telah menemani Buya hingga lebih dari 50 tahun lamanya. Sanak keluarga dan tetangga datang silih berganti untuk menyampaikan belasungkawa. Ketika suasana sudah mulai tenang, Buya kembali menjalankan aktivitas seperti biasa. 

Ketika sedang sendiri, Buya selalu bersenandung dengan senandung Kaba. Biasanya, setelah bersenandung, Buya langsung mengambil air wudhu dan lekas sholat. Selesai sholat, Buya melanjutkan membaca Al-Quran sampai beliau mengantuk. Buya bisa menghabiskan waktu 5-6 jam dalam satu hari untuk membaca Al-Quran

Ketika Irfan bertanya, "Mengapa ayah begitu kuat dalam membaca Al-Quran?"

Buya menjawab, "Ayah dan Ummi telah berpuluh tahun hidup bersama. Tidak mudah bagi Ayah untuk melupakan kebaikan Ummi. Itulah sebabnya bila ayah rindu dan ingat pada Ummi, ayah akan mengenangnya dengan bersenandung. Namun, bila ingatan itu terlalu kuat, ayah akan segera mengambil air wudhu dan sholat taubat 2 rakaat. Kemudian ayah lanjutkan dengan mengaji. Ayah berupaya mengalihkan dan memusatkan pikiran dan kecintaan Ayah semata-mata kepada Allah."

"Lalu mengapa Ayah harus melakukan Sholat Taubat?"

"Ayah takut kecintaan Ayah pada Ummi melebihi kecintaan Ayah kepada Allah. Itulah mengapa Ayah sholat Taubat terlebih dahulu."

Subhanallah. Sungguh tidak ada yang lebih indah daripada mencintai karena Allah semata.

Hasil Karya Buya Hamka


Image result for Buya hamka karya
Source

Pernah menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Nah, film tersebut diadaptasi dari sebuah karya yang ditulis oleh Buya Hamka. Selain itu, karya Buya Hamka lain yang fenomenal adalah Tafsir Al-Azhar 30 Juz. Beliau menulis tafsir tersebut ketika menjalani masa tahanan di penjara akibat tuduhan fitnah dari Ir. Soekarno.


Image result for Buya hamka tafsir
Source


Beberapa karya Buya yang lainnya; Di Bawah Lindungan Ka'bah, Falsafah Hidup, Tasawuf Modern, Merantau ke Deli, Kenang-kenangan Hidup Jilid I,II dan III.

Pada tanggal 8 November 2011, Buya Hamka adalah salah satu orang yang diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintahan Indonesia karena pengorbanan dan dedikasinya terhadap Bangsa Indonesia.

Jiwa Pemaaf dari Seorang Buya Hamka

Salah satu bab kisah mengenai Buya Hamka yang menjadi favorit saya adalah ketika tiba cerita bagaimana Buya berdamai dengan tiga tokoh di Indonesia yang pernah menyakiti beliau.

Buya Hamka dan Soekarno


Image result for buya hamka dan soekarno
source
Tahun 1964-1966, selama 2 tahun 4 bulan, Buya Hamka ditahan atas perintah Presiden Soekarno. Buya dituduh melanggar UU Anti Subsversif Pempres No. 11 yaitu merencanakan pembunuhan Presiden Soekarno. Bahkan, buku buku karangan Buya pun dilarang terbit dan beredar. Buya baru dibebaskan kembali ketika  rezim Soekarno digantikan oleh rezim Soeharto.

Ketika tanggal 16 Juni 1970, seorang ajudan Presiden Soeharto mengunjungi rumah Buya dengan membawa satu amanat penting yaitu pesan terakhir dari Soekarno. Soekarno ingin ketika ia meninggal, Buya Hamka yang menjadi imam sholatnya.

Tanpa berpikir panjang, Buya langsung mengiyakan dan mantap menjadi Imam Sholat Jenazah Soekarno, seorang presiden yang dulu telah mencebloskan Buya ke dalam penjara. Buya dengan ikhlas melakukannya. Subhanallah.

Ketika ditanya, "Apakah Buya dendam terhadap Soekarno?"

Buya menjawab, "Hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Yang jelas, sampai ajalnya, Soekarno tetap seorang muslim. Kita wajib menyelenggarakan jenazahnya dengan baik. Saya tidak pernah dendam kepada orang yang menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama 2 tahun 4 bulan saya ditahan, saya merasakan itu sebuah anugerah dari Allah karena saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al-Quran 30 Juz. Bila bukan dalam tahanan, saya tidak mungkin ada waktu untuk mengerjakannya."

Masya Allah... Sungguh Buya Hamka adalah sosok yang pemaaf dan berjiwa besar.

Buya Hamka dan Moh. Yamin.


Related image
source
Tahun 1955-1957, Buya Hamka cukup aktif sebagai anggota Konstituante dari fraksi dari Partai Masyumi  dalam merumuskan sidang Dasar Negara Republik Indonesia. Saat itu, ada dua opsi sebagai Dasar Negara;


  1. UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara (dipilih oleh PNI/Partai Nasional Indonesia)
  2. UUD 1945 dan Dasar Negara Berdasarkan Islam (dipilih oleh Partai Masyumi)
Dalam suatu persidangan, Buya Hamka berkata, "Jika kita mengambil Pancasila sebagai Dasar Negara, maka sama saja kita menuju jalan ke neraka!"

Moh. Yamin yang berasal dari fraksi PNI sangat marah mendengar perkataan Buya Hamka saat itu. Tidak hanya marah besar, Moh. Yamin juga sangat membenci Buya walaupun mereka sama sama berasal dari Sumatera Barat. 

Hingga pada 1962, Buya mendengar kabar bahwa Moh. Yamin jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

Suatu hari, Chaerul Saleh, Menteri di Kabinet Soekarno saat itu berkunjung dan membawa pesan dari Moh. Yamin untuk Buya. Moh. Yamin mengatakan bahwa ia ingin Buya dapat mendamping ia saat menjelang ajal hingga ke liang lahat. Selain itu, Moh. Yamin ingin dikuburkan di kampung halamannya."

Dengan kelapangan hati, Buya bersegera memenuhi permintaan Moh. Yamin, orang yang dulu sangat membencinya karena perbedaan pendapat. Subhanallah.

Buya dan Pramoedya Ananta Toer

Satu lagi kisah Buya berdamai dengan salah satu tokoh di Indonesia. Kali ini adalah Pramoedya Ananta Toer.

Awal mula konflik dipicu ketika Pramoedya menuduh Buya kalau karya beliau yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah hasil jiplakan dari pengarang Alfonso Care, seorang pujangga asal Prancis.

Berbulan-bulan lamanya, Buya Hamka mendapatkan hujatan dan fitnah tuduhan dari Pramoedya Ananta Toer terkait tulisannya, bahkan sampai menyerang pribadi. Hal itu baru berhenti ketika peristiwa pemberontakan oleh PKI. Tak lama dari itu, Pramoedya Ananta Toer ditahan di Pulau Buru.

Suatu hari, Buya kedatangan sepasang tamu. Wanita dari kaum pribumi, sedangkan laki lakinya adalah keturunan China. Diketahui nama perempuan itu adalah Astuti, sedangkan laki lakinya bernama Daniel. Buya cukup terkejut karena Astuti ternyata anak sulung dari Pramoedya Ananta Toer.

Astuti berkata bahwa ayahnya menyetujui hubungan itu jika Daniel menjadi muallaf. Dan ayahnya menyuruh Astuti untuk menemui Buya Hamka dengan maksud meminta Buya untuk membimbing Daniel menjadi muallaf. Masya Allah... Bahkan, Buya tidak pernah menceritakan apa yang telah dilakukan Pram terhadap beliau kepada Astuti. Buya melakukannya seperti tidak ada apa-apa diantara mereka.

Dari ketiga kisah tersebut, jelaslah bagi kita bahwa Buya Hamka memang memiliki jiwa yang besar dan juga pemaaf. Subhanallah


Dokumentasi Pribadi


Buya dan Kucing Kuning

source
source

Pernah mendengar kisah Hachiko? Seorang anjing yang sangat setia pada pemiliknya hingga pemiliknya meninggal. Buya pun juga memiliki hewan peliharaan seperti Hachiko.

Hewan itu adalah kucing berwarna kuning yang diambil Buya ketika kucing tersebut masih anak-anak. Buya dengan senang hati merawat kucing kecil tersebut hingga akhir hayatnya. Buya senang memberinya makan berupa susu putih.

Setiap Buya sholat di masjid, si Kuning dengan setia menunggui Buya di luar masjid. Ketika pergi atau pulang, si Kuning selalu berjalan beriringan dengan Buya. Ketika Buya diharuskan istirahat di rumah selama tiga bulan akibat tergelincir, si Kuning dengan setia selalu menemani Buya.

Ketika Buya meninggal, si Kuning tidak terlihat lagi. Beberapa warga mengaku melihat si Kuning berada di pusaran kubur Buya. Masya Allah.

Segi Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam buku ini cukup ringan dan mudah dipahami. Ukuran font huruf yang tidak terlalu kecil menjadikan buku ini nyaman untuk dibaca. Terutama untuk kisah perjalanan Buya ketika berada di Tanah Suci Makkah. Kita seakan-akan turut mengalami langsung kejadian tersebut.

Alur Cerita

Sayangnya, penulis tidak menggunakan alur yang cukup runut dalam buku ini. Terlihat dari beberapa cerita yang melompat-lompat dan tidak sesuai dengan kronologis kejadian. Ada beberapa kejadian yang telah diceritakan pada bab sebelumnya, tapi kembali lagi diceritakan pada bab selanjutnya.

Review

Overall, saya suka sekali dengan buku ini! Rasanya, buku ini akan masuk dalam jajaran list buku favorit saya sepanjang masa. 


Saya beri bintang 4,5/5 untuk Buku Ayah... karangan dari Irfan Hamka ini.
Share: