Berdamai Dengan Diri Sendiri dan Masa Lalu.

 Sesak.

Hidungku terasa sesak.
Kepala ku dihantam pusing hebat.
Badanku terasa meriang.
Sepertinya, tubuhku sedang tidak baik baik saja.

Sudah dua malam terakhir ini, aku tidak bisa tidur dengan cepat seperti biasanya.
Insomnia, begitu banyak orang menyebutnya. Aku tak tau apakah itu sebuah penyakit atau hanya sebatas gangguan saja. Tapi yang pasti, gangguan itu telah menghampiriku selama dua malam terakhir ini.

Biasanya, pukul 23.00 WIB aku sudah tertidur lelap bersama lamunan mimpi. Akan tetapi, dua malam terakhir ini aku sangat susah tidur bahkan hingga jarum jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Yeah, I just slept at that hour.

Beberapa pertanyaan masuk ke dalam pikiranku.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Apa yang sedang menghantui pikiranku?

You're the one who said it all, now you're the one to make it stop
And I'm the one who's feeling dust right now
Now you want me to forget every little thing you said
But there is something left in my head.

Lirik lagu That's Why (You Go Away) terngiang ngiang dalam pikiranku.
Aku tak tau mengapa tiba tiba aku menyukai lagu itu.
Aku tak tau alasan pastinya.
Aku hanya merasa, jiwaku hidup di dalam lagu itu.

Tiba tiba aku terkenang akan kejadian dan peristiwa yang telah aku alami sebelumnya, juga dalam beberapa pekan ini.
Begitu banyak pengalaman yang aku dapatkan.
Begitu banyak keputusan yang telah aku buat.
Dan juga, begitu banyak orang orang yang datang di kehidupanku lalu pergi.
Entah mereka pergi karena takdir atau karena 'aku' yang memutuskan untuk pergi dari mereka.

Tuhan, aku teringat pada beberapa pesan yang tertulis dalam novel karangan Tere Liye. Bahwa kita harus dapat berdamai dengan diri sendiri dan juga masa lalu. Tuhan, mungkinkah sakit yang aku rasakan selama ini karena aku masih belum bisa berdamai dengan diriku sendiri? Jika dengan diri sendiri aku belum bisa berdamai, bagaimana caraku dapat berdamai dengan masa laluku?

Tuhan, aku merasa tidak cukup dewasa untuk menyelesaikan permasalahan ini. Usiaku baru sembilan belas tahun. Bagi sebagian orang, ini telah memasuki fase menuju kedewasaan. Fase dimana aku akan belajar menjadi lebih dewasa dengan berbagai masalah yang aku hadapi, termasuk bagaimana cara agar aku dapat berdamai dengan diriku sendiri.

Aku sibuk berprasangka. Walau aku paham bahwa prasangka hanya akan membuat semuanya menjadi fatal, aku masih tetap melakukannya. Aku sibuk menduga tanpa ada tindakan untuk meminta penjelasan. Tuhan, aku ingin sekali meminta penjelasan terhadap semua pertanyaan yang tertanam dalam benakku. Tapi, aku tak bisa melakukannya. Rasa egoisme sebagai wanita menyeruak masuk ke dalam qalbu membentuk sebuah paradigma. Aku tak bisa memulai semua ini. Aku wanita. Dan kodratku sebagai wanita adalah menunggu, bukan mengawali. So, what should I do now? I am very confused!

Aku mengerti. Cara terbaik untuk berdamai dengan masa lalu adalah dengan memaafkan segalanya dan juga memaafkan diri sendiri. Mengikhlaskan segalanya yang pernah terjadi. Dan belajar melepaskan semua yang pernah ku genggam. I know that nothing lasts forever in this world. Even two people who love each other, they will separate someday

Satu hal mengapa aku masih belumampu berdamai dengan masa lalu, aku belum bisa memaafkan diriku sendiri. Aku tidak tau bagaimana caranya agar aku tidak selalu menyalahkan diriku sendiri. Hatiku kadang bergumam, "kalau kau tidak begini awalnya, kau pasti tidak akan merasakan luka itu."

Aku terjebak dalam paradigma bodoh ini. Aku tidak mau. Aku ingin keluar dari pemikiran negatif seperti ini. Aku ingin menjalani hidup seperti biasanya tanpa perlu dibayangi oleh masa lalu dan perasaan menyalahkan diri sendiri.

Aku meyakini bahwa ini hanyalah masalah waktu.
Suatu saat, akan ada masanya dimana aku mampu berdamai dengan diriku sendiri dan semua masa lalu yang pernah terjadi. Aku yakin bahwa itu akan terwujud nanti. Hanya saja aku tidak tau kapan waktu itu akan tiba. 

Tuhan, beri aku waktu untuk menyembuhkan luka yang telah beranak pinak di dalam hati ini.


I'm sorry I don't understand where
All of these is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
...
...
...

Just give me a reason 
Just a little bit's enough
Just a second, we're not broken
Just bent, we can learn to love again
Share: