Jumat ini seperti biasa aku menjalani rutinitasku sebagai mahasiswi. Yup, kuliah menjadi satu hal yang menyenangkan sekaligus membuat hati berdebar debar setiap harinya, hehe. Ada kejadian yang tidak biasa pada hari ini. Baiklah, aku akan mencoba menceritakan pada kalian semua^^
Pagi hari ini, aku bangun seperti biasanya. Aku bangun pukul 05.00 subuh yang kemudian dilanjutkan mandi dan sarapan pagi. Biasanya, aku suka makan nasi campur kecap ditambah telur goreng. Sederhana tapi cukup untuk membuat perutku merasa kenyang hingga waktu siang nanti.
Karena hari ini mata kuliahku hanya praktikkum di laboratorium, maka tidak terlalu banyak buku yang aku bawa. Aku hanya membawa jas laboratorium, satu buku jobsheet dan satu map yang berisi kertas serta file laporan praktikkum yang telah aku kerjakan sebelumnya. Bukan sok rajin sih, tapi biasanya aku lebih suka menulis laporan di hari kuliah karena pada hari Sabtu dan minggu aku bisa leluasa nonton serial anime ataupun streaming youtube, hehe.
Aku tidak pergi sendiri ke kampus. Yah, aku rasa kamu sudah mengetahui bahwa aku sama sekali tidak bisa mengendarai motor. Oleh sebab itu, papa adalah orang yang selalu mengantarku pergi ke kampus. Tapi, jika beliau berhalangan hadir, aku biasa naik ojek online.
Pagi itu, waktu menunjukkan pukul 06.35 WIB dan aku langsung ke luar rumah untuk pergi ke kampus. Sebelumnya, aku pamitan dulu dengan mama sembari mengambil uang dari beliau hehe. Dengan sedikit terburu buru karena sudah telat, aku langsung mengambil helm dan izin pergi.
"ma, berangkat dulu ya."
"iya, hati hati di jalan."
Ku lihat, papa sudah siap dengan motor shogun tuanya yang sampai sekarang masih awet digunakan.
"Sudah siap nak?"
"Sudah pa."
"Ayo kita berangkat. Cek dulu tapi, ada yang ketinggalan nggak? Buku, charger, kotak pensil?"
"Siap, aman pa. Nggak ada kok"
"Oke, langsung naik ya."
Aku pun langsung menaiki motor shogun biru tersebut dan memakai helm. Jalanan terlihat ramai karena sudah agak siang. Beruntungnya, jalan yang ku lewati tidak macet tetapi juga tidak sepi. Papa membawa motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Beliau tau bahwa jika aku pergi pada jam saat ini, maka aku bisa telat. Aku menikmati perjalanan ini dengan harapan aku sampai di kampus tepat pada waktunya.
Sesampainya di perempatan jalan raya, dimana pada saat itu lampu merah menyala, papa memberhentikan motornya. Kulihat ada beberapa polisi yang berjaga untuk menertibkan jalan. Kami menunggu sekitar 1-2 menit sebelum akhirnya lampu hijau menyala dan kami diperbolehkan untuk melaju kembali. Pada awalnya, aku tidak memiliki firasat apapun. Pada saat lampu hijau menyala, motor kembali melaju, dan kau tau? Di pertengahan jalan, sandal berwarna coklat sebelah kiri yang dipakai oleh papa terlepas dari kakinya.
"Nak, sandal papa jatuh!"
"Yaudah pa, stop aja dulu, terus ambil sandalnya."
"Ya Allah, ditengah jalan nak jatuhnya. Yaudah biarin ajalah. Nanti kalau papa ambil, kamu telat ke kampus."
Dan motor pun tetap melaju meski kaki kiri papa kini tidak beralaskan apa apa. Saat bersamaan, aku menoleh ke belakang dan melihat sandal papa ada di tengah jalan tersebut. Aku dan papa sama sama tertawa meski dilanda kebingungan. Kejadian tersebut lucu tapi sebenarnya aku sedih.
Sesekali ku lihat kaki kiri papa yang kini tidak memakai alas apapun sedang mengendarai motor. Papa tidak terlihat kesal, justru papa selalu menampilkan tawanya sepanjang perjalanan. Beberapa kali aku memaksa beliau untuk berbalik arah dan mengambil sandal tapi beliau menolak dengan alasan menghindari risiko aku telat pergi ke kampus.
Aku miris, tapi aku juga bangga terhadap beliau. Secara tidak langsung, beliau mengajariku tentang arti dari sebuah pengorbanan. Beliau rela tidak berbalik arah demi menghindari risiko terlambatku tiba di kampus meski pada saat itu beliau hanya memakai sandal sebelah. Aku yakin, papa pasti merasakan malu dengan pengendara motor di sebelahnya. Tapi, beliau selalu mengubrisnya dan mengganti rasa malu itu dengan senyum yang merekah di bibir beliau.
Ah, papa.
Kau selalu hebat dalam mengajariku hal hal sederhana yang mampu membuatku bahagia.
Jumat, 14 Desember 2018.
![]() |
source |