#Being20: Welcome To The Jungle!

 



Dear Aku...


Sudah sekitar 6-7 bulan ini aku berada dalam fase yang membuatku lelah. Selama itu pula, aku berjuang untuk mencari jawaban atas segala pertanyaan yang belum terjawab.

Tahun 2019 ini menjadi tahun krusial bagiku karena tahun ini, siap tidak siap, mau tidak mau, aku kan menapaki fase awal usia duapuluhan. Kepala dua. Begitu katanya.

Apakah aku sudah benar benar dewasa? 
Apakah aku sudah mengenal diriku sendiri?
Apa yang akan terjadi di masa depanku nanti?
Apakah aku telah mengambil keputusan yang tepat?

Berbagai pertanyaan muncul dan sangat mengganggu. Berbagai perasaan turut aku rasakan. Takut, cemas, jenuh, capek, marah bercampur jadi satu. Rasanya aku tak bisa tersenyum lagi saat itu. Semua keceriaan yang aku tampilkan hanyalah sandiwara belaka. Aku tersiksa dengan keadaan ini.

"Aku capek."

Cuma itu yang bisa aku katakan ketika beberapa teman menanyai keadaanku. Nyatanya, aku memang benar-benar capek. Capek fisik dan batin yang melebur jadi satu.

Tekanan datang dari sana sini. Tuntutan dari keluarga, orang tua, teman, organisasi hadir secara serempak. Masalah datang bertubi-tubi. Semua sibuk menyalahkan. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Menyedihkan, saat itu rumah juga bukanlah tempat terbaik untuk pulang dan kembali.

6-7 bulan lamanya aku berusaha untuk pulih dan bangkit kembali. Mencoba untuk mencari kembali arti kehidupan. Mencoba untuk kembali merekatkan apa yang telah retak. Mencoba untuk berbicara jujur dengan hatiku sendiri. Mencoba untuk berdamai dengan semua yang menyakitkan.

Selama itu pula, aku belajar untuk berbicara jujur dengan diri sendiri. Belajar untuk menerima dan mencintai diri. Belajar untuk selalu bersyukur meski keadaan pantas untuk ditangisi. Juga belajar untuk memahami diri sendiri.

Saat itu aku belajar untuk mengerti. Mengerti bahwa hanya aku yang tau bagaimana diriku. Aku yang tau apa mau diriku, bukan orang lain. 


Rasa sakit yang aku rasakan sejatinya berperan sebagai amunisi awal untuk mengukir sebuah kisah di fase duapuluhan. Jalannya tentu tidak mudah, tapi bukan berarti tak mampu dilewati. Selagi ada keluarga dan sahabat yang mendampingi, semua pasti bisa dijalani.

Teruntuk semua orang yang telah memberi dukungan, terima kasih untuk segala cinta dan kasih yang telah diberi☺️
Share: