Tampilkan postingan dengan label Islamic Insights. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islamic Insights. Tampilkan semua postingan

Peristiwa Hari Asyura' - Ustadzah Halimah Alaydrus [Catatan Kajian]

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Umat islam di seluruh dunia saat ini sedang memasuki suasana tahun baru hijriah 1443 H yang dimulai dari bulan Muharram. Pada bulan Muharram ini, terdapat hari yang mulia yaitu Hari 'Asyura. Umat islam disunnahkan untuk berpuasa dan meluaskan sedekahnya kepada sanak keluarga serta anak yatim. Ada kisah yang menjadi penyebab mengapa hari asyura' menjadi hari yang tergolong mulia bagi umat islam. Bahkan, ada yang mengatakan jika kaum nonmuslim memeringati hari kasih sayang setiap tanggal 14 februari, maka umat islam juga akan memeringati hari kasih sayang yang jatuh pada Hari 'Asyura.

Saya mau berbagi sedikit catatan dari sesi tausyiah yang disampaikan oleh Ustadzah Syarifah Halimah Alaydrus mengenai beberapa peristiwa mulia yang terjadi pada Hari 'Asyura. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan catatan🙏


PERISTIWA HARI ASYURA'

  • Hari 'Asyura termasuk hari yang penting sepanjang tahun yang sudah berlaku dari jaman Nabi Adam as. Banyak kemuliaan yang terjadi pada Hari 'Asyura ini.
  • Nabi Muhammad(ﷺ) sudah berpuasa Hari 'Asyura bahkan sebelum datang perintah wajib puasa ramadhan. Perintah untuk melaksanakan puasa ramadhan itu baru turun di tahun kedua setelah hijrahnya Nabi Muhammad(ﷺ). Sedangkan Nabi Muhammad(ﷺ) sudah berpuasa Hari 'Asyura sejak berada di Mekkah dan sebelum peristiwa hijrah itu terjadi.
  • Sebelum datangnya perintah wajib puasa ramadhan, semua puasa hukumnya wajib termasuklah puasa 'Asyura. Namun, ketika turun perintah diwajibkannya puasa ramadhan, puasa yang lain berubah menjadi sunnah termasuk puasa 'Asyura.
  • Beberapa peristiwa yang terjadi pada Hari 'Asyura:
  1. Allah menyembuhkan Nabi Ayyub as
  2. Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan.
  3. Kapal Layar Nabi Nuh as tertambat di suatu pulau.
  4. Diterimanya taubat Nabi Adam as.
  5. Selamatnya Nabi Ibrahim as dari api.

Sedikit Kisah Nabi Yunus as yang diselamatkan Allah di Hari 'Asyura

Nabi Yunus atau Yunus bin Matta adalah Nabi yang diutus kepada kaum Nainawa. Kaum Nainawa adalah kaum yang orangnya baik-baik namun tidak beriman dan mengikuti Nabi Yunus as. Mereka tetap berlaku baik kepada Nabi Yunus as, tapi ketika diajak beriman, mereka tidak beriman. Berbeda dengan kaum Nabi-Nabi lainnya seperti kaum Nabi Luth as yang mendurhakai Nabinya. Oleh karena kaum Nainawa yang tak kunjung beriman, Nabi Yunus memutuskan untuk meninggalkan kaum Nainawa dan pergi menggunakan kapal laut.

Ketika kapal yang dinaiki Nabi Yunus as sudah berada di laut, kapal tersebut terkena ombak. Padahal, wilayah yang dilalui itu bukan wilayah yang biasanya terjadi ombak. Sang nakhoda kapal tersebut mengatakan kalau ada penumpang di kapal yang tidak diinginkan oleh pemilik lautan. Dilakukanlah pengundian nama-nama penumpang dan qadarullah keluarlah nama Nabi Yunus as sebanyak tiga kali. Akhirnya, Nabi Yunus as pun dikeluarkan dari kapal tersebut.

Allah mengutus ikan paus yang fisiknya sangat besar untuk menelan Nabi Yunus as saat dikeluarkan dari kapal atas perintah Allah. Ikan tersebut biasanya berada di dasar lautan dan lebih sering berada dalam posisi diam.

Salah satu ibrah dari kisah Nabi Yunus as : Ketika kamu merasa sumpek karena banyak masalah, bayangkan kalau kamu ada di posisi Nabi Yunus as yang berada di dalam perut ikan paus. Nabi Yunus as pada saat itu tidak bisa mencari jalan keluar sama sekali, tidak bisa bergerak, juga tidak bisa melakukan apa-apa. Namun, Nabi Yunus as tetap berserah diri dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Sedangkan kesumpekan itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Hazn (kesedihan).
Kalau kamu sedang dalam hazn (kesedihan) karena lagi banyak masalah yang datang, ada baiknya untuk segera mencari dimana akar permasalahan tersebut berasal lengkap dengan solusi untuk mengatasinya. Masalah kita itu ibarat kabel yang terlilit. Jadi, cara menyelesaikannya adalah dengan mengurai kabel (masalah) tersebut. Jangan biarkan masalah itu tetap terikat/terilit.

Kham/Ham (ini saya bingung gimana tulisannya, jadi bisa ditandai dulu ya).
Merasa sumpek tapi tidak jelas sumbernya dari mana? Bisa juga bermakna ketika kita memiliki masalah banyaak yang dibiarkan bertumpuk-tumpuk dan tidak kunjung diselesaikan. Pada posisi ini sebenarnya masih bisa dicari jalan keluar dari permasalahan yang kita alami.

Ghom (kesumpekan di atas kesumpekan).
Masalahnya sudah terasa sangat berat. Terasa mentok. Masalah banyak dibiarkan menumpuk dan tidak juga diselesaikan. Masalah besar yang pada akhirnya tidak bisa ditanggung lagi sampai berpotensi pada perasaan depresi.

Nah, saat berada di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus as ada dalam kondisi 'ghom'. Nabi Yunus memahami posisinya dimana beliau tidak bisa melakukan apapun selain mengharap pertolongan Allah SWT. Oleh karena itu, Nabi Yunus berdzikir:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Artinya, “Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang zalim.”
    
Sebenarnya para malaikat mendengar dzikirnya Nabi Yunus as namun tidak tau dimana Nabi Yunus as tersebut berada. Nabi Yunus as, selama di dalam perut ikan, berada dalam tiga kegelapan yaitu, gelapnya perut ikan, gelapnya malam, dan gelapnya lautan.

Tepat pada tanggal 10 Muharram atau Hari 'Asyura, Allah mengeluarkan Nabi Yunus as dari perut ikan tersebut dengan cara ikan itu dibuat sakit perut dan mengeluarkan semua isi perutnya termasuklah Nabi Yunus as turut keluar dan kondisinya saat itu dalam keadaan yang lesu akibat tidak ada makanan yang masuk. Posisi itu membuat Nabi Yunus as tidak bisa mencari rezekinya sendiri. Maka, atas kuasa Allah, rezeki itu sendirilah yang menghampiri Nabi Yunus as. Allah berikan rezeki berupa buah-buahan yang tepat tumbuh di depan mulut Nabi Yunus as agar Nabi Yunus bisa memakannya.

Setelah kejadian ini, Nabi Yunus pun akhirnya kembali kepada kaum Nainawa dan kaum Nainawa pun beriman kepada Allah sebagai akibat dari berkah kesabaran Nabi Yunus as.

Pelajaran dari kisah Nabi Yunus as :

  1. Bersabar atas segala sesuatu yang terjadi. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup.
  2. Rezeki sudah dijamin oleh Allah SWT. Selagi Allah masih menakdirkan kita untuk hidup, maka rezeki itu tetap akan ada. Ketika kita tudak tau dimana lagi mencari rezeki, maka rezeki yang akan menghampiri kita sebagaimana yang dialami oleh Nabi Yunus as saat keluar dari perut ikan paus.

Beberapa amalan pada Hari 'Asyura yaitu:

  1. Puasa Tasu'a dan 'Asyura (ada hadits shahih).
  2. Meluaskan rezeki bagi keluarganya (ada hadits shahih).
  3. Menyantuni anak yatim (menunjukkan kasih sayang secara materi) dan juga mengusap kepala anak yatim.
  4. Berdoa dan perbanyak dzikir.
  5. Berziarah kepada para ulama'.
  6. Menjenguk orang sakit.
  7. Memakai celak, mandi, dan potong kuku (haditsnya tidak ada, tetapi tetap boleh dikerjakan karena hal ini termasuk mubah).
Note: Kalau ingin pakai celak, pakainya di malam hari karena makruh hukumnya pakai celak ketika sedang berpuasa.

***

Kalam Ustadzah Syarifah Halimah Alaydrus

  • Bagaimana jika kita sudah berdoa tapi tak kunjung dikabulkan? Ada seorang ulama mengatakan, "Kalau doa saya diijabah, saya senengnya satu kali. Kalau doa saya tidak dijabah, saya senangnya berkali-kali. Doa diijabah artinya Allah menjadikan saya seperti yang saya mau. Sedangkan ketika doa saya tidak diijabah, itu artinya Allah hendak menjadikan saya seperti yang Allah mau. Dalam ketetapan Allah, selalu Allah memberikan yang terbaik." - Ustadzah Halimah Alaydrus
  • Yang tertulis untukmu akan sampai padamu... - Ustadzah Halimah Alaydrus.
  • "Bukan masalahnya yang berat. Tetapi dirimu lah yang tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut." - Ustadzah Halimah Alaydrus.
  • "Tidaklah menimpa suatu musibah tanpa perbuatan kalian sendiri." - Ustadzah Halimah Alaydrus.
Share:

Pentingnya Mujahadah Nafsu - Jalsah Habaib Daurah Darzahra Shaifiyyah 27 [Catatan Kajian]


Jalsah Habaib bersama Ustaz Muhammad Nasrullah bin Nadzri adalah Jalsah Habaib ketiga yang diadakan pada kegiatan Daurah Dar Zahra Shafiyyah 27 dengan membahas tema seputar hawa nafsu serta bagaimana cara mengendalikannya. Memang pada hakikatnya, musuh terbesar bagi manusia adalah hawa nafsu. Saking berbahayanya hawa nafsu ini, Rasulullah(ﷺ) bersabda dalam salah satu haditsnya:

Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah (ﷺ) ? Rasulullah  menjawab, “Jihad (memerangi) hawa nafsu."

Mujahadah artinya bersungguh-sungguh dalam mengendalikan sesuatu. Nafsu adalah makhluk dari Allah yang telah Allah tetapkan kepada diri dari masing-masing manusia. Maka, Mujahadah Nafs dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk bersungguh-sungguh dalam mengendalikan hawa nafsu.

Ustaz Muhammad Nasrullah bin Nadzri menyampaikan bahwasanya barangsiapa yang takut pada Allah, takut pada kedudukan Allah, dan mengekang hawa nafsunya dari keinginan semata, mereka itulah yang nanti tempat kembalinya adalah surga.

Ada lima perkara yang sudah pasti Allah tetapkan pada diri manusia, yaitu:

  • Anggota badan seperti mata, hidung, mulut, tangan, dan lain sebagainya
  • Akal. Akal di sini bukan hanya sekadar otak saja. Otak itu adalah satu dari sekian banyak anggota badan. Sedangkan akal adalah awal permulaan dari kita memahami sesuatu.
  • Nafsu. Nafsu adalah segala kepuasan atau keinginan manusia yang diinginkan.
  • Ruh.
  • Hati. Hati adalah tempat dimana manusia akan membuat keputusan. Dimana keputusan ini akan berubah tergantung bagaimana akal dan nafsu manusia itu sendiri. Itulah mengapa hati disebut dengan qalbun yang memiliki arti berbolak-balik. 

Akal adalah sesuatu yang mampu berpikir dan senantiasa gaduh di dalam diri manusia. Akal dapat mengetahui mana perkara yang benar dan mana perkara yang salah. Melatih akal untuk dapat memutuskan sesuatu perkara bisa didapat dari mempelajari ilmu-ilmu agama. Akal tidak bisa berpikir dengan benar bila terputus dari Al-Qur'an dan juga ilmu-ilmu agama. Oleh karena itu, untuk melatih akal agar mampu melawan nafsu yang ada di dalam diri bisa dengan mempelajari Al-Quran dan juga ilmu agama.

Ketika kita akan membuat suatu keputusan, kita akan melibatkan hati dan juga akal. Keputusan terakhir antara akal dan juga nafsu terdapat pada hati (qalbun). Itulah alasan kenapa hati sangat mudah berbolak-balik. Sebab keputusan hati tergantung pada bagaimana akal dan nafsu yang terdapat dalam diri manusia tersebut.

Sejatinya, akal dan nafsu senantiasa tidak menjumpai titik temu. Akal sebenarnya mengetahui bahwa dirinya adalah hamba Allah dan memiliki kewajiban di dunia. Sedangkan nafsu lebih berpihak kepada kepuasan diri. Manusia seringkali terjerumus dalam nafsunya sendiri (termasuk alfaqir sendiri).

Kenapa nafsu sifatnya berbahaya? Ada tiga perkara yang menjadikan nafsu berbahaya yaitu :
  • Nafsu yang mengajak pada keburukan.
  • Nafsu itu layaknya musuh dalam selimut. Mengapa dikatakan musuh dalam selimut? Karena nafsu itu adalah musuh yang tidak tampak dan merupakan musuh yang ada dalam diri sendiri.
  • Nafsu itu seperti benda yang memuaskan kita yang menyebabkan kita untuk selalu menginginkan sesuatu yang lebih, lebih, dan lebih tanpa pernah merasa puas dan bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.

Ustaz Muhammad Nasrullah bin Nadzri mengatakan, bahwasanya untuk melawan nafsu, kita harus bermuhajadah. Sedangkan untuk menguatkan akal, kita harus beribadah. Ada tiga hal yang menjadi pemicu timbulnya nafsu, yaitu:
  • Syaitan
  • Dunia
  • Makhluk

Jika kita tidak tau betapa bahayanya nafsu, kita akan lebih mudah untuk merusak hati dan tidak pula memedulikan kebenaran akal. Itulah sebabnya kita harus tau bagaimana melemahkan nafsu. Salah satu cara melemaskan nafsu adalah dengan menuduh diri sendiri, "Kau berbuat seperti ini karena mau ini, kan?"


Mengapa kita harus melakukan muhajadah?

Mujahadah nafsu sangat penting untuk dilakukan karena jika kita bisa menjinakkan nafsu, kita bisa melakukan kebaikan dan bersedih ketika melakukan maksiat atau kejahatan. Apabila kita tidak dapat menjinakkan nafsu, kita akan lebih mudah meninggalkan kebaikan.


Cara menjinakkan nafsu menurut para ulama':

  • Mengurangi makan. Manusia melakukan aktivitas makan biasanya ada dua alasan, yaitu: untuk memenuhi hajat lapar dan hajat kepuasan (nafsu).
  • Kurangi bercakap-cakap,
  • Kurangi bergaul.

Nafsu memiliki dua sifat, yaitu:

  • Rakus/Serakah.
  • Nafsu seperti hewan.

Semua sifat nafsu itu tidak baik. Kecuali satu sifat yang mengikuti pola kebiasaan. Jika nafsu tersebut dibiasakan untuk berbuat amal dan kebaikan, maka ia akan senantiasa melakukan kebaikan. Tetapi kalau nafsu tersebut dibiasakan untuk berbuat maksiat keburukan, maka ia pun akan senantiasa melakukan keburukan.


Beberapa kisah Mujahadah Pada Zaman Rasulullah(ﷺ) :

  • Sayyidah Aisyah selalu bermuhajadah dengan melakukan puasa dan bersedekah.
  • Ummu dardak, salah satu shahabiyat nabi yang suaminya bernama Abu dardak. Ummu dardak pernah mengumpulkan murid-muridnya untuk melaksanakan qiyamullail sampai ada yg mengatakan kalau mereka qiyamullail sampai bengkak kakinya.
  • Salah satu tabi'in melakukan sholat malam sebanyak 600 rakaat dan selalu menganggap pagi hari adalah pagi terakhirnya dan malam hari adalah malam terakhirnya.

Ustaz Muhammad Nasrullah bin Nadzri berpesan, Ketika kita merasa berat melakukan suatu ibadah, ingatlah bahwa rasa berat itu datang dari nafsu. Pun ketika kita sedang duduk dalam suatu majelis ilmu dan kita merasa berat, itu juga datangnya dari nafsu.

Banyak perkara yang harus dimujahadah oleh kaum muslimah. Rasulullah(ﷺ) telah memberitahukan sifat-sifat pada muslimah yang menyebabkan mereka banyak terperangkap ke arah neraka, diantaranya;

  • Senang melepaskan kata-kata yang tidak baik dan keji. Kata-kata itu terkadang sampai melaknat orang lain. Oleh karena itu, sebagai seorang muslimah, berlatihlah untuk mengucapkan kata-kata baik.
  • Sering lupa pada kebaikan dan budi seseorang. Hal ini sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga dimana istri sering melupakan kebaikan suami hanya karena suami melakukan suatu kesalahan.
  • Rasa malu. Sebagai seorang muslimah, sudah seharusnya untuk memiliki rasa malu. Sebuah kisah dari Sayyidah Ummu Sulaim dapat kita jadikan teladan untuk mencontoh bagaimana sifat malunya para muslimah di zaman Rasulllah(ﷺ). Sayyidah Ummu Sulaim pernah menanyakan kepada Rasulullah(ﷺ) berapa panjang kain yang bisa dipanjangkan untuk menutupi kaki muslimah. Rasulullah(ﷺ) pun memberi tahu bahwa panjang kain tersebut tidak boleh lebih dari satu hasta.

SESI TANYA JAWAB

Apa perbedaan di antara hawa nafsu dan syahwat?
Hawa nafsu lebih kepada keinginan. Sedangkan syahwat lebih kepada kepuasan.

Apa perbedaan antara bisikan syaitan dan nafsu?
Syaitan membisikkan kepada kejahatan dan keburukan. Sedangkan nafsu, bila ingin sesuatu, dia hanya ingin itu. Dan tidak akan berhenti sampai dia mendapat hal itu. Bisikan syaitan bisa dilawan dengan dzikir. Tapi nafsu dilawan dengan melakukan dialog kepada nafsu itu sendiri, memarahinya, serta melawannya.

Kapan saat yang tepat untuk melakukan mujahadah?
Kapan kita merasa makanan itu yang paling enak? Apabila dimakan saat lapar. Kapan tidur yang paling enak? Apabila tidur setelah penat. Kapan kita bermuhajadah? Ketika kita sudah merasa bersungguh-sungguh beribadah, bersungguh-sungguh dalam sholat. Contohnya misal, ketika kita akan melakukan mujahadah saat sholat. Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz radhiyallahuanhu mengatakan cara sholat menjadi khusyu' yaitu kita paksa untuk bisa khusyuk, paksa tau apa yang kita baca, rasakan diri kita bermuhajadah ketika kita sedang sholat.


Wallahu'alam bisshawab.

Share: